Sebagai seorang ibu rumah tangga dan sekaligus sebagai pengasuh anak-anak, Anda mungkin pernah merasakan begitu jengkelnya dengan ulah
si kecil.
Bayangkan ketika Anda sedang seriuas
mengerjakan pekerjaan rumah, disaat memasak di dapur, sambil nyuci piring,
bersih-bersih rumah bahkan sambil nyuci pakaian. Tiba-tiba si kecil datang
kepada Anda meminta sesuatu. Ketika Anda memberikan apa yang ia minta,
tiba-tiba ia melemparkan apa yang Anda berikan. Si kecil menangis
sejadi-jadinya sambil berteriak bahwa apa yang Anda berikan tidak sesuai dengan
keinginannya. Andapun bingung setengah mati, berupaya meredakan si kecil yang
menangis meronta-ronta. Anda katakan begini, dia bilang begitu. Pokoknya
semuanya tidak ada yang sesuai dengan keinginannya.
Dengan setumpuk pekerjaan yang menanti Anda untuk
menyelesaikannya yang tidak bisa Anda tuda, sementara keadaan si kecil yang
demikian tentunya menjadikan emosi Anda mulai memuncak. Perasaan bercampur aduk
datang menghampiri Anda, kesal, marah dan stres. Seandainya bukan anak Anda
mungkin akan Anda plintir-plintir saja biar dapat melampiaskan segala apa yang Anda rasakan.
Begitulah, setiap orang tua pasti merasakan betapa beratnya
menjadi orang tua, terutama sebagai seorang ibu. Mengasuh anak ditambah dengan
pekerjaan yang menumpuk bukanlah pekerjaan yang ringan. Disinilah seorang ibu
dituntut untuk dapat berbuat sabar tingkat tinggi. Karena inilah ujian yang
diberikan kepada seorang ibu rumah tangga, apabila ia mampu bersabar pahala
yang besar akan menjadi miliknya. Namun apabila ia tidak dapat berbuat sabar
maka bisa saja terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Apabila ini terjadi maka
kerugian bukan hanya terjadi pada diri Anda, tetapi juga kepada anak Anda dan masa depannya, bahkan tidak hanya di dunia bisa saja sampai ke akhiran kelak.
Tapi cobalah Anda lihat, perhatikan dengan seksama ketika anak
anda tertidur. Pandanglah muka anak Anda, apakah yang Anda lihat di sana.
Betapa kedamaian, seolah surga ada di depan Anda. Ia tertidur lelap dengan
wajah yang bersih tanpa dosa. Melihat ini, semua yang telah Anda rasakan, rasa
kesal, jengkel, marah bahkan stres yang anda rasa sebelumnya mendadak hilang,
lenyap sirna entah kemana. Tidak terasa penyesalan hinggap di hati Anda, air
matapun menetes membasahi pipi Anda, perlahan Anda cium pipi anak Anda yang
sedang lelap tertidur sambil Anda elus-elus dengan lembut kepalanya.
Perasaan
bersalahpun tiba-tiba bergelayut menghampiri Anda. Di dalam hati, Anda berbisik:
“Maafkan ibu nak, ibu tidak benar-benar marah kepadamu, tetapi ibu sangat
sayang kepadamu dan tujuan ibu adalah untuk mendidikmu”. Ya, begitulah seorang ibu, tidak ada seorang ibu yang benar-benar marah kepada anak yang dicintainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar