Minggu, 03 Februari 2019

Ngalap Berkah Ala Santri


Kita yang pernah belajar di pesantren tentunya tidak asing lagi dengan istilah berkah. Misalnya yang paling kita ingat adalah ketika berebut sisa makanan atau minuman para guru kita.




Kata berkah atau dalam bahasa arab barokah berarti 'bertambah'. Ungkapan lainnya adalah 'tabaruk' atau 'tabarukan', yang bisa diatrikan 'mengambil' atau 'mencari berkah'. Ngalap berkah dalam istilah Jawanya.

Berkah atau barokah dalam bahasa Arab diartikan dengan ziyadatul khair, yaitu bertambahnya kebaikan pada diri seseorang. Adapun makna barokah dalam Alquran dan sunnah adalah langgengnya kebaikan.

Dalam praktiknya, usaha santri dalam meraih keberkahan tidak hanya dengan belajar saja, artinya yang berkaitan dengan keilmuan saja. Tetapi juga dalam bentuk seperti yang disebutkan tadi di atas, bisa juga dalam bentuk berziarah ke makam guru, kiai atau orang alim, berdo'a, mengaji, atau tahlilan.

Tabarukan, mengambil berkah juga bisa minta do'akan kepada guru, kiai atau orang alim tadi, karena kaum santri meyakini bahwa do'a mereka mustajab lantaran kezuhudan dan kealimannya. Nilai dan restu dari guru, kiai dan orang alim bagi para santri tidak bisa ditukar dengan materi.

Mencium tangan para guru, kiai atau orang alim juga bentuk tabarukan lainnya yang dilakukan oleh kaum santri. Tidak hanya sampai di situ, bahkan menyusun atau menata sandal (alas kaki) dengan menghadapkannya ke arah guru, kiai atau orang alim ketika mereka ke masjid atau di suatu majlis.



Bahkan, dalam kebiasaan santri, keberkahan juga bisa dikaitkan dengan membawa oleh-oleh ketika acara selamatan atau hajatan selesai dilaksanakan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar