Cerita tentang
sebuah kota yang hilang (the lost city) yang kemudian ditemukan kembali dengan
cara-cara yang tidak terduga. Berawal dari penemuan tembikar seperti dalam film
The Lost City of Z, terjadi juga di kampung kami Handil Kota Kelurahan Pulau
Kupang Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah.
Kejadiannya hampir
sama, sekitar akhir tahun 80-han, seorang petani pendatang yang keheranan
setiap kali meratakan tanah atau membikin bedengan dengan peralatan tani
tradisionalnya, seperti cangkul dan lain-lain menemukan berbagai macam jenis
tembikar. Dengan iseng petani ini mencoba mengais-ngais tanah dan mencermatinya
dengan seksama, tiba-tiba ia melihat pancaran cahanya kekuning-kuningan dari
balik tumpukan tanah. Kemudian ia memungutnya untuk meyakinkan, ternyata betul
saja, benda itu adalah emas, logam mulia yang sangat bernilai.
Kalau dalam film The
Lost City of Z sang penemu, karena rasa penasaran membawanya pada penyelidikan.
Penyelidikan menjelma menjadi petualangan. Petualangan melahirkan cerita untuk
dikenang terlepas dari sang petualang berhasil atau gagal. Di sini justeru
temuan artefak sejarah yang amat sangat bernilai ini diserbu oleh masyarakat
beramai-ramai. Apalagi kalau bukan karena kilauan si logam mulia ini. Walaupun
yang mereka kejar adalah emas, tetapi semua benda-benda peninggalan bersejarah
itu ikut hancur seiring dengan makin meluasnya wilayah eksplorasi.
Sebenarnya penemuan yang tidak disadari tentang situs sejarah
ini sudah jauh terjadi sebelum ditemukan emas yang kebanyakan dalam bentuk jadi
atau dalam bentuk leburan itu. Hampir semua masyarakat disekitar situs
mencabuti dan mengambil kayu ulin bekas benteng sisa peninggalan kerajaan yang
disebut dengan ‘Kuta’ itu. Kayu-kayu itu sebagian telah dijadikan sebagai bahan
membuat rumah oleh penduduk sekitar. Salahkan mereka? Saya kira kurang tepat
dan agak terlambat mempersalahkan mereka.
Sebagian penduduk yang lahir belakangan di wilayah ini kurang
begitu mengerti dengan sebutan ‘kuta’, banyak diantaranya mengartikan kata kuta
dengan kota. Mereka mengira bahwa dahulunya di daerah ini merupakan sebuah kota
yang kini sudah ditinggalkan oleh penduduknya entah ke mana. Padahal kata kuta
sendiri bermakna benteng dalam bahasa Dayak. Kesalahan itu terlihat pada
penulisan nama kampung kami dengan nama Handil Kota, bukan Hadil Kuta.
Beberapa tahun terakhir, setelah aktifitas ‘penambangan’ sudah
tidak ada lagi, karena emas yang dicari sudah habis dan lokasi bekas
penambangan sudah menjadi hutan kembali, beberapa orang Tim Arkeologi dari
Balai Arkeologi Kalimantan Selatan bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kalimantan Tengah datang meneliti situs Kerajaan Bataguh ini.
Menurut hasil laporan dari penelitian, yang tersisa dari benteng dan
benda-benda lainnya hanya sekitar 5 persen saja. Sementara 95 persenya diduga
telah hilang atau bisa juga sebagiannya masih tertimbun di dalam tanah.
Menariknya, walaupun situs ini nyaris tidak tersisa tapi
bekas-bekasnya dapat terlihat melalui poto satelit. Anda dapat melihatnya
melalui aplikasi google map, bekas kerajaan tersebut terlihat bundar menyerupai
telur dengan luas hampir 5.000 meter. Kalau melihat dari luasannya situs Kuta
Kerajaan Bataguh ini merupakan penguasa besar. Jika dibandingkan dengan kuta
yang lain seperti yang ada di Kabupaten Gunung Mas. Dari sejumlah artefak yang
ditemukan oleh masyarakat setempat seperti alat kayu pemintal, manik-manik dan
logam. Termasuk temuan artepak kayu ulin yang digali oleh tim arkelog sendiri.
Kayu ulin tersebut usianya diperkirakan 700 tahun masehi.
Uniknya lagi kerjaan Bataguh dulunya dipimpin seorang wanita
cantik. Namanya Nyai Undang. Dia seorang raja yang cantik dan berambut panjang.
Nyai Undang selain berani juga terkenal sakti.
Untuk artikel lainnya tentang Kerjaan Nyai Undang ini, silahkan diklik pada tautan ini: https://www.kompasiana.com/muhamadramli/5a8ab734f13344290b06d725/the-lost-city-menelusuri-jejak-nyai-undang-dari-kuta-bataguh
Untuk artikel lainnya tentang Kerjaan Nyai Undang ini, silahkan diklik pada tautan ini: https://www.kompasiana.com/muhamadramli/5a8ab734f13344290b06d725/the-lost-city-menelusuri-jejak-nyai-undang-dari-kuta-bataguh
Izin share ustadz
BalasHapusSangat disayangkan banyak benda2 bersejarah hilang, semoga pemda bisa menggali situs sejarah nenek moyang sehingga generasi muda khususnya orang dayak mengetahui. Bangga menjadi orang Dayak.
BalasHapus