Islamophobia, adalah sebuah fenomena ketakutan non-muslim terhadap Islam dan umat Islam. Kalangan Islamophobia tak henti-hentinya menuduh bahwa umat Islam adalah ekstremis, pembuat onar, anti Kristen, anti Yahudi, menolak demokrasi, opensif terhadap wanita, dan memaksakan penerapan hukum Islam yg kejam.
Jika kalangan Islamophobia cenderung menjelek-jelekkan Islam, Islamophilia adalah kalangan yang cenderung membaik-baikkan Islam. Munculnya Islamophilia di kalangan Muslim bertujuan untuk menampilkan citra positif bagi Islam dan sebagai respon atas kuatnya propaganda kalangan Islamophobia.
Jika kalangan Islamophobia cenderung menjelek-jelekkan Islam, Islamophilia adalah kalangan yang cenderung membaik-baikkan Islam. Munculnya Islamophilia di kalangan Muslim bertujuan untuk menampilkan citra positif bagi Islam dan sebagai respon atas kuatnya propaganda kalangan Islamophobia.
Kedua-duanya sama tidak baiknya. Kaum Islamophobik karena bencinya terhadap Islam sampai-sampai berkesimpulan bahwa Al Qur'an bukanlah kitab Allah, tetapi ayat-ayat setan, cerita bohong, dan produk pikiran yg sakit dari Nabi Muhammad. kemudian mereka beranggapan bahwa masalah terorisme bukan pada kesalahan pemahaman muslim terhadap Al Qur'an, tetapi Al Qur'an itu sendiri yg bermasalah. Jadi, selama orang-orang masih mengimani Al Qur'an maka akan terus bermunculan teror dan intoleransi di muka bumi.
Sementara itu kaum Islamophilik menyatakan bahwa Islam adalah agama toleran, Islam senantiasa mengutamakan cinta kasih dan perdamaian, Islam bukan para teroris. Namun, pada saat yg bersamaan mereka juga sering mengesampingkan elemen-elemen intoleran yg terjadi dalam tradisi sejarah umat Islam. Seharusnyalah ketidakjujuran kaum Islamophilia ini harus dihindarkan.
Kita mestinya menyadari bahwa tradisi pemikiran Islam mempunyai banyak wajah. Tidak sedikit ulama klasik yg cenderung eksklusif, intoleran, dan gigih menyebarkan teologi kebencian. Di lain pihak kita juga banyak mendapatkan ulama klasik yg sangat toleran, menjunjung tinggi spirit Islam yg damai.
Sayangnya, saat ini pemikiran ulama klasik yg intoleran tersebut sering dicomot oleh kelompok radikal untuk membenarkan tindakan mereka atas nama agama. Kita tentu melihat dan mendengar kekerasan yg terjadi mulai dari hujat menghujat, ujaran kebencian, saling hina menghina sampai aksi teror yg terjadi diberbagai belahan dunia. Hal inilah yg melangengkan dan meneguhkan kebencian kaum Islamophobia terhadap Islam dan umat Islam.
Sementara itu kaum Islamophilik menyatakan bahwa Islam adalah agama toleran, Islam senantiasa mengutamakan cinta kasih dan perdamaian, Islam bukan para teroris. Namun, pada saat yg bersamaan mereka juga sering mengesampingkan elemen-elemen intoleran yg terjadi dalam tradisi sejarah umat Islam. Seharusnyalah ketidakjujuran kaum Islamophilia ini harus dihindarkan.
Kita mestinya menyadari bahwa tradisi pemikiran Islam mempunyai banyak wajah. Tidak sedikit ulama klasik yg cenderung eksklusif, intoleran, dan gigih menyebarkan teologi kebencian. Di lain pihak kita juga banyak mendapatkan ulama klasik yg sangat toleran, menjunjung tinggi spirit Islam yg damai.
Sayangnya, saat ini pemikiran ulama klasik yg intoleran tersebut sering dicomot oleh kelompok radikal untuk membenarkan tindakan mereka atas nama agama. Kita tentu melihat dan mendengar kekerasan yg terjadi mulai dari hujat menghujat, ujaran kebencian, saling hina menghina sampai aksi teror yg terjadi diberbagai belahan dunia. Hal inilah yg melangengkan dan meneguhkan kebencian kaum Islamophobia terhadap Islam dan umat Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar