Sabtu, 16 November 2019

Jihad Zaman Now

Jihad Zaman Now



Photo: Eksklusif


Bagaimana cara mengartikan jihad di zaman now? Sehingga tidak tersalah mengartikan jihad hanya sebatas perang melawan orang kafir saja. Tulisan singkat ini mencoba untuk mengulik hal itu. 

Berjuang mempertahankan hidup demi tercapainya sebuah cita-cita merupakan bagian dari jihad. Kalau melihat dari makna jihad itu sendiri, yaitu; bersungguh-sungguh. Yakni bersungguh -bermujahadah- untuk menjadikan masa depan lebih baik. Sehingga tidak mudah terbawa kepada hal-hal yang bersifat negatif.

Mereka yang bersekolah dengan tujuan agar tidak menjadi terbelakang, karena miskin pengetahun yang berdampak pada sulitnya mendapatkan pekerjaan --walaupun tidak terlalu tepat bila sekolah selalu dikaitkan dengan dunia kerja-- adalah bagian dari jihad tadi. Mereka yang berjuang keras agar generasi dibelakangnya tidak menjadi generasi yang lemah, baik dari segi mental, fisik dan lain sebagainya juga bagian dari jihad. 


Jihad jangan diartikan secara sempit, hanya sebatas mengangkat senjata untuk memerangi orang kafir saja. Mengartikan jihad hanya pada sebatas perang bisa menyebabkan kita terjebak pada penyempitan makna jihad itu sendiri. Kita sudah berada pada zaman yang jauh berbeda dari zaman ketika kita masih dijajah oleh orang-orang koloneal. Jihad sekarang bukan lagi mengangkat pedang untuk memerangi orang kafir di medan perang. Tapi jihad saat ini adalah bagaimana kita mengangkat pena agar terhindar dari keterbelakangan. Bagaimana kita bisa lepas dari jerat kemiskinan, baik miskin materi, lebih-lebih lagi miskin pengetahuan.


Kemiskinan ibarat mata rantai yang sambung menyambung yang sangat sulit untuk diputuskan. Perlu usaha keras untuk bisa memutus mata rantai kemiskinan. Miskin dari segi materi mungkin tidak terlalu berbahaya, namun miskin pengetahun akan berakibat kepada miskin pikiran. Orang mungkin, bisa dengan mudah keluar dari miskin materi, asal mau bekerja sedikit lebih keras, gigih, tapi tidak dengan miskin pengetahuan. 


Orang-orang yang miskin pengetahuan (baca tidak berilmu) akan mudah diombang ambingkan keadaan, karena ketiadaan (minimnya) nalar dalam merespon informasi yang didapat. Jadilah semua informasi ditelan mentah-mentah tanpa ada proses penyaringan. Mereka yang punya pengetahuan akan mampu memfelter setiap informasi yang diterima, kemudian menyaringnya dan memilah mana informasi yang laik dikonsumsi dan mana yang tidak.


Begitu masif dan derasnya informasi yang kita terima, terutama dari media-media seperti televisi, media sosial dan lain sebagainya, bila tidak barengi dengan penyaringan yang baik bukannya menjadikan kita bertambah cerdas, malah bisa-bisa menjadi sebaliknya. Jadilah bodoh di zaman berkelimpahan ilmu pengetahuan atau malah menjadi gila di zaman di mana orang-orang berlomba-lomba untuk menjadi waras. 


Jadi, jihad di zaman now adalah jihad memerangi diri kita sendiri, yakni jihad melawan kebodohan agar kita senantiasa menjadi orang yang waras, tidak gila.


Wassalam...