1.
Usaha Kreatif
Mahasiswa
STAI Al Falah sebagian besar adalah
sebagai santri, artinya selain sebagai mahasiswa mereka juga berstatus sebagai
santri. Bagaimana layaknya sebagai seorang santri dengan setumpuk kegiatan
sepanjang hari selama 24 jam tentunya akan menjadikan mereka merasa jenuh,
tidak terkecuali ketika mereka masuk dalam perkuliahan. Mahasiswa yang
berstatus sebagai santri ini dalam mengikuti perkuliahan cenderung haya sekedar
untuk memenuhi syarat yaitu 75 % kehadiran. Mereka hanya datang, duduk, dan
mendengarkan, yang penting lulus. Suasana perkuliahan seolah tidak bergairah
dan hanya formalitas saja. Perkuliahan yang disampaikan oleh dosen serta
materi-materi yang dan tugas-tugas yang diberikan tidak betul-betul dipelajari,
dipahami dan dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Selain itu kultur pesantren
yang cenderung pasif dalam proses pembelajarannya juga turut memperparah
keadaan. Selain itu mahasiswa yang berstatus sebagai santri tidak terbiasa
berkumpul dalam satu ruangan antara laki-laki dengan perempuan. Ketika
diperkuliahan mereka diharuskan untuk berkumpul, namun masih dalam batas-batas
yang dibolehkan dalam ajaran agama. Keadaan yang tidak biasa tersebut
menyebabkan sebagian mereka menjadi grogi dan tidak percaya diri, terutama di
awal-awal masa perkuliahan atau ketika masih menjadi mahasiswa baru.
Memperhatikan
kenyataan tersebut, saya berupaya membangkitkan semangat mahasiswa dengan
meberikan pemahaman tentang pentingnya perkuliahan yang disampaikan, motivasi
mereka dan memberikan pandangan-pandangan ke depan. Dalam proses perkuliahan
agar mahasiswa menjadi aktif saya membagi mahasiswa dalam beberapa kelompok,
kemudian setiap kelompok saya berikan satu tema yang berkaitan dengan materi
perkuliahan yang saya sampaikan. Setiap anggota dari setiap kelompok saya
haruskan untuk berbicara, menyampaikan ide pemikirannya. Mereka dibiarkan
berbicara apa saja menyampaikan apa yang ada di kepala mereka. Terkadang
terjadi kekacauan saat salah seorang dari mereka dalam menyampaikan
pemikirannya karena gugup (grogi) dan serta merta menyebabkan teman-teman yang
lainnya tertawa. Namun itu tidak serta merta menjadikan mahasiswa tersebut
down, karena biasanya saya akan memberikan motivasi yang membangun semangat
mereka untuk tidak perlu down hanya karena ditertawakan teman. Selain itu pada
saat perkuliahan berlangsung, mahasiswa yang mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan perkuliahan, ataupun ketika diskusi terlibat aktif dalam
menyampaikan pemikirannya, akan saya beri tanda khusus pada presentasi
mahasiswa tersebut. Bagi mahasiswa yang memperoleh banyak tanda khusus, akan
diberikan tambahan nilai. Strategi lainnya yang saya lakukan untuk mengaktifkan
mahasiswa dalam proses perkuliahan adalah dengan menggunakan strategi uji
sebelum memulai perkuliahan (pre test) dan uji formatif sesudah materi
perkuliahan disampaikan yang dilakukan dengan cara acak tanpa pemberitahuan
sebelumnya. Alhamdulillah, strategi ini berhasil dengan baik, walaupun dengan
kegiatan yang padat sepanjang hari mereka masih tetap bersemangat dalam
menjalankan perkuliahan. Selain itu perkuliahan juga berlangsung lebih
bergairah karena terjadi diskusi katika perkuliahan berlangsung. Dalam
menyampaikan materi perkuliahan saya selalu menggunakan perangkat teknologi
informasi seperti komputer/laptop dan LCD Projector, sehingga penyampaian
materi perkuliahan bisa lebih jelas dan mahasiswa menjadi lebih fokus
perhatiannya pada materi pelajaran.
2.
Dampak Perubahan
Ternyata
dengan membiasakan mereka untuk berbicara, mengungkapkan ide-ide pemikiran
mereka di depan teman-temannya, walaupun pada awalnya banyak diantara mereka
yang telihat gurup, canggung dan salah tingkah dan tidak percaya diri, namun
setelah berjalan empat sampai lima kali pertemuan, perubahan sudah mulai
terliha. Mereka sudah mulai terbiasa berbicara di depan teman-temannya,
menyampaikan gagasan-gagasan dan pemikirannya ketika diskusi dijalankan. tujuan
saya untuk menumbuhkan keberanian mahasiswa dalam berbica menyampaikan
gagasan-gagasan dan pemikiran sebagai bekal mereka di kemudian hari telah
tercapai dengan baik. Dengan memberikan tanda khusus kepada mahasiswa yang
mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan perkuliahan, ataupun ketika
diskusi terlibat aktif dalam menyampaikan pemikirannya, juga terbukti
menjadikan mahasiswa lebih aktif dalam proses perkuliahan. Dampak perubahan
yang terjadi dengan mengadakan pre test sebelum perkuliahan dan uji formatif
setelah perkuliahan juga terbukti mampu membuat mahasiswa lebih banyak
meperhatikan ketika perkuliahan berlangsung dan mempelajari materi perkuliahan
yang diberikan sebelumnya. Selain itu perkuliahan juga berlangsung lebih
bergairah karena terjadi diskusi katika perkuliahan sedang berlangsung.
3.
Kedisiplinan
Di STAI
Al Falah Banjarbaru pada setiap awal semester, bersama SK mengajar yang
diterbitkan, selalu dicantumkan aturan dan tata tertib dalam proses
perkuliahan. Aturan dan tata tertib tersebut berisi tentang jadwal waktu
perkuliahan, pengisian daftar hadir, lama tatap muka, ruang perkuliahan, jumlah
minimum tatap muka, komponen perkuliahan, dan batas waktu penyerahan nilai
akhir. Alhamdulillah, sampai saat ini saya masih bisa mengikuti aturan dan tata
tertib tersebut.
Setiap
awal masa perkuliahan, saya selalu menyampaikan kontrak studi. Kontrak ini
tidak hanya mengatur mahasiswa tetapi juga saya sebagai dosen dan dibuat
berdasarkan dengan kesepakatan antara dosen dan mahasiswa, baik dalam hal
kehadiran dan aktifitas, penilaian dan evaluasi, maupun penampilan dan prilaku
ketika proses perkuliahan berlangsung. Saya selalu konsisten menerapkan kontrak
tersebut. Saya tidak memberikan tandatangan kepada mahasiswa yang terlambat
tanpa alasan yang dibenarkan, dan tidak akan mentolerir mahasiswa yang
melakukan plagiat terhadap tugas-tugas yang saya berikan. Konsekuensi adanya
kontrak belajar tersebut tidak hanya mengikat mahasiswa tetapi juga tentu
mengikat saya sebagai dosen. Saya berusaha hadir tepat waktu, sebagaimana
mahasiswa yang saya tekankan untuk hadi dengan tepat waktu. Dalam hal evaluasi,
saya berusaha untuk memberikan penilaian sesuai dengan waktu yang telah
diberikan oleh pihak prodi.
4.
Keteladanan
Di
pesantren seorang pendidik selain sebagai pemberi ilmu pengetahuan, juga
sebagai panutan dalam segala aspek kehidupan, mereka adalah figur sentral yang
selalu menjadi pusat perhatian, tidak terkecuali di STAI Al Falah Banjarbaru
yang letaknya berada di lingkungan pesantren. Oleh karena itu sebagai seorang
dosen berprilaku baik dan terpuji yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam mutlak
diperlukan. Sebagai praktisi pesantren, saya tidak hanya mengajar di bangku
perkuliahan, saya juga diberikan amanat untuk mengajar di pesantren. Katika
beraktifitas di pesantren saya berpakaian sebagaimana yang telah ditetapkan dan
menjadi peraturan di pesantren. Dan ketika mengajar mahasiswa saya
berpakaian/berbusana sebagaimana yang telah ditetapkan oleh perguruan tinggi. Melalui
cara inilah saya mencontohkan/memberikan keteladanan kepada mahasiswa saya
untuk bersikap profesional dalam segala hal.
Saya
berusaha memberikan keteladanan kepada mahasiswa saya misalnya dalam hal
berpakaian, berbusana rapi, bersih serta serasi dan sederhana selalu saya
kenakan ketika perkuliahan dilaksanakan. Saya melarang mahasiswa berambut
gondrong dan tidak rapi. Saya ingatkan bahwa sebagai seorang muslim teladan
yang paling baik adalah mencontoh pribadi Rasulullah Saw. Saya juga melarang
mahasiswa menggunakan sandal dan memakai kaos ketika mengikuti perkuliahan,
sebagaimana saya juga tidak pernah memakainya. Apabila ada mahasiswa yang
melanggar makan saya akan menegurnya secara santun dengan mengingatkan untuk
tampil lebih rapi pada pertemuan akan datang. Kejujuran adalah prinsip hidup
yang selalu saya tanamkan dalam hidup karena itu kejujuran dalam segala hal
adalah yang sangat saya tekankan kepada mahasiswa. Saya tidak membenarkan
mahasiswa yang menandatangani kehadiran temannya yang tidak kuliah, apabila itu
terjadi maka keduanya akan mendapat sanksi. Mahasiswa juga saya larang keras
mencontik ketika ulangan dilaksanakan dan saya tekankan bahwa penilaian
dilakukan secara komulatif mulai dari proses sampai evaluasi. Sebagi dosen PAI
berprilaku santun bertutur kata sopan selalu saya tunjukkan dalam keseharian.
5.
Keterbukaan
Sebagai
seorang dosen, saran, kritik dan pendapat yang berasal dari atasan, teman
sejawat, maupun mahasiswa dalam pandangan saya sangat dibutuhkan dalam
peningkatan kualitas pembelajaran. Saya dengan senang hati menerima kritikan
secara langsung, karena bagi saya, kritikan bukanlah sesuatu yang menakutkan
atau akan membuat saya menjadi rendah diri. Juteru dengan kritikan tersebut
akan membangkitkan semangat saya untuk memperbaiki diri terhadap kekurangan
saya selama ini. Sebagai contoh pada tahun pertama saya mengajar atasan saya
mengkritik saya. Menurut beliau bahwa cara berpakaian saya terlalu santai dalam
melaksanakan perkuliahan. Kritikan tersebut sangat membantu saya, dan hasilnya
saat ini atasan saya memuji cara berpakaian saya. Demikian juga halnya dengan
teman sejawat, dalam diskusi-diskusi formal ataupun ketika dalam keadaan santai
saya tidak akan sungkan bertanya kepada mereka yang saya anggap mengetahui
dengan permasalahan yang saya alami. Saya juga melakukan evaluasi diri dengan
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memberikan penilaian terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang telah saya laksanakan. Selanjutnya hasil dari
penilaian inilah yang akan saya jadikan pertimbangan untuk merancang program
pembelajaran pada semester berikutnya.Selain itu dalam hal penilain kepada
mahasiswa yang merasa keberatan terhadap penilaian yang saya berikan, saya
persilahkan komplain, dan kalau terbukti ada kesalahan dalam penilaian, maka
dengan senang hati saya akan melakukan perbaikan.
6.
Produktifitas Ilmiah
Sebagai
wujud nyata untuk pengembangan keilmuan yang saya lakukan sampai saat ini, saya
berusaha untuk terus konsisten dalam mengahasilkan penelitian dan karya ilmiah.
Selain penelitian yang tidak dipublikasikan, saya juga menghasilkan beberapa
penelitian dan artikel yang dipublikasikan melalui jurnal ilmiah baik sebagai
peneliti utama maupun sebagai asisten. Penelitian-penelitian tersebut adalah:
Model Bimbingan Belajar Orang Tua Terhadap Siswa Berprestasi di SDN Batu Ampar
RT. 28 RW. 09 Kelurahan Cempaka Banjarbaru, Penetitian ini saya publikasikan
melalui Jurnal Al Falah (2013) sehingga dapat menjadi referensi bagi pegiat di
bidang pendidikan yang ingin memajukan pendidikan terutama bagi orang tua
siswa. Selain itu saya juga menulis artikel berjudul: Merekontruksi Model
Kepemimpinan Kharismatik di Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren (2013).
Penilitian berikutnya berjudul: Implementasi Teknologi Informasi Sebagai Media
Pembelajaran PAI di SDN Landasan Ulin Timur 2 SSN Kota Banjarbaru (2014). Pada
tahun yang sama saya juga meneliti Efektivitas Penggunaan Metode Iqro’ pada
Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) Amanah di Desa Padang Kecamatan Bati-bati
(2014). Selain itu sebagai praktisi pesantren dan merupakan bukti kecintaan
saya pada dunia pesantren saya mengadakan penelitian dalam tugas akhir saya
pada program pasca sajana dengan judul tesis: Manajemen Pembelajaran di Pondok
Pesantren Putera Al Falah Banjarbaru (2014). Pada tahun 2015 penelitian ini
saya buat dalam bentuk jurnal dan dimuat pada jurnal ilmiah keislaman dan
kemasyarakatan Al Falah. Kemudian bersama-sama dengan seorang teman saya juga
meneliti tentang pemikiran Nurcholish Madjid tentang pesantren, penelitian
tersebut berjudul: Lembaga Pendidikan Pesantren dan Tantangan Modernitas;
Telaah Kritis tentang Pemikiran Nurcholish Madjid (2015).
7.
Makna dan Kegunaan
Sebagai
seorang akademisi, membuat karya ilmiah adalah bagian dari tugas saya dalam
rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jelasnya bahwa beberapa
penelitian yang telah saya lakukan dengan ketekunan selama ini, selain
bertujuan sebagai wahana untuk menyampaikan ide pemikiran, juga merupakan wujud
keberadaan saya sebagai individu di tengah-tengah lingkungan akademis yang
dalam keseharian selalu bergelut dengan kegiatan ilmiah. Dan kegunaan dari
penelitian saya sebagai praktisi pesantren yang dalam keseharian saya bergelut
dengan dunia kepesantrenan serta merupakan bukti kecintaan saya pada dunia
pesantren karena itu wajar saja sebagian besar penelitian saya berhubungan
dengan pesantren. Sebagai praktisi pesantren bukan berarti saya mengunggulkan
pesantren, saya berpandangan banyak hal-hal yang harus dibenahi dan dalam
beberapa kesempatan, termasuk dalam tulisan, saya juga mengkritisi keadaan
pesantren. Saya bekeyakinan dengan adanya kritisi yang membangun akan dapat
memberikan manfaat sumbangan pemikiran terhadap kemajuan lembaga pendidikan
pesantren, baik dalam pengelolaan kelembagaan ataupun aktifitas pembelajaran.
Selain itu di tengah keadaan yang tidak menentu saat ini termasuk dalam hal
pendidikan, pesantren kerap dijadikan sebagai lembaga pendidikan alternatif
bagi para orang tua menyekolahkan anak-anak mereka. Setiap awal tahun ajaran
pesantren dibanjiri oleh para orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Karena itulah informasi tentang kegiatan pembelajaran dalam sebuah pesantren
menjadi penting untuk disampaikan kepada mereka, agar tidak tersalah dalam
memilih tempat untuk mendidik anak-anak mereka. Penelitian saya tentang
manajemen pembelajaran di Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru berguna dan
bermanfaat bagi mereka.
8.
Usaha Enovatif
Hasil
penelitian atau produk karya ilmiah tidak mesti harus dahsyat, yang terpenting
adalah munculnya inovasi-inovasi baru yang merupakan ide murni dari penulis.
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah bagaimana karya ilmiah yang
diciptakan dapat menghadirkan nilai inovasi atau kebaharuan. Oleh karena itu
saya berkeyakinan kalau sebuah lembaga ingin maju maka dia harus berubah, tidak
mungkin kemajuan akan dicapai kalau tanpa ada perubahan-perubahan ke arah yang
lebih baik. Tulisan-tulisan saya tentang pesantren baik berupa hasil penelitian
atau hasil pemikiran berupaya menawarkan solusi-solusi yang inovatif untuk kemajuan
pesantren. Solusi yang saya tawarkan tersebut diantaranya adalah (1) pesantren
pelu berbenah diri yaitu dengan berupaya memajukan pondok di berbagai bidang,
(2) memberikan pecerahan kepada civitas yang ada di pesantren agar bersikap
kreatif-produktif, dengan tidak melupakan orisinilitas ajaran Islam, dan (3)
membangun budaya, sehingga budaya yang ada dapat diwarnai oleh jiwa dan tradisi
Islam. Saya berpandangan bahwa hal ini hanya bisa dilakukan apabila memahami
arus globalisasi, informasi secara benar, dan tidak bersikap eksklusif. Dengan
manajemen pondok yang terorganisir baik, kontrol dan kedisiplinan yang tepat,
serta arahan terhadap gaya hidup modern yang islami, kebebasan santri tetap
pada batas-batas tertentu. Walaupun lokasi terdapat di perkotaan dengan
aktifitas para santri yang banyak di luar. Nilai-nilai modernitas tetap
diterapkan, akan tetapi tanpa menghilangkan roh dari pondok pesantren itu
sendiri. Akhirnya pesantren akan mampu memperbaiki pola kepemimpinan yang
selama ini melekat dalam budaya pesantren.
9.
Konsistensi
Dalam
pengembangan keilmuan saya selalu berusaha menjaga kesesuaian antara latar
belakang keilmuan dengan kegiatan pengembangan keilmuan yang saya lakukan.
Ketika masih S1 saya dipinta untuk menjadi asisten dosen di prodi PAI Fakultas
Tarbiyah STAI Al Falah Banjarbaru, saya menjadi asisten pada mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam dan SPI di Indonesia. Saya menerima tawaran tersebut
kerena latar belakang keilmuan saya sesuai dengan apa yang saya ajarkan.
Selain
mengajar saya juga terlibat aktif dalam keorganisasian di bawah naungan Yayasan
Pondok Pesantren Al Falah, baik di perguruan tinggi maupun di pesantren.
Berawal dari sinilah saya mulai serius untuk mendalami ilmu manajemen, terutama
manajemen pendidikan. Pada tahun 2011, saya memutuskan untuk memilih
melanjutkan studi pada program Magister Manajemen Pendidikan. Sebagai seorang
yang terlibat aktif dalam kegiatan kepesantrenan saya melihat setidaknya ada
tiga kelemahan dan kekurangan pesantren, yaitu: Pertaman, adanya kecenderungan
mismanajemen, misalnya persaingan yang tidak sehat antar pimpinan dan
kepemimpinan yang tertutup. Kedua, metode pembelajaran yang digunakan di
pesantren dalam proses pembelajarannya sering mengabaikan aspek kognitif dan
lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotorik saja. Jadi yang
diperhatikan adalah bagaimana santri mau dan mampu menyadari nilai-nilai ajaran
Islam dan mampu menginternalisasikannya dalam diri, kemudian mampu dan mau
mewujudkannya dalam prilaku dan kehidupan, namun santri kurang diberi
kesempatan untuk menyampaikan ide-idenya apalagi mengajukan kritik dalam
pelajaran sehingga daya nalar dan kreatifitas berpikir mereka kurang terasa.
Ketiga, pola kehidupan di pesantren yang sangat sederhana (mencontoh orang
tasawuf) sehingga dalam kebanyakan pandangan orang terhadap pesantren terlihat
kumuh dan tidak terawat.
Menyadari
hal ini, saya memfokuskan diri melakukan kajian, penelitian dan pengembangan
dalam bidang manajemen pendidikan. Tesis saya berjudul: Manajemen Pendidikan di
Pondok Pesantren Putera Al Falah Banjarbaru (2013) merupakan bukti konsern saya
terhadap lembaga dan keilmuan yang saya tekuni. Selain itu, saya juga menulis
artikel yang berjudul: Merekontruksi Model Kepemimpinan Kharismatik di Lembaga
Pendidikan Pondok Pesantren (2013). Insya Allah di akhir semester genap tahun
akademik 2016/2017 saya akan menyelesaikan penetitian yang berjudul: Model
Pengelolaan Madrasah di Pesantren pada Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru.
10. Target Kerja
Dalam
kaitannya dengan pengembangan keilmuan, saya memiliki target kerja yang jelas,
karena saya berkeyakinan bahwa target kerja adalah salah satu yang penting
dalam meningkatkan kualitas diri seorang dosen. Dalam hal penelitian saya
mentargetkan tiap semester, atau paling tidak dalam satu tahun saya mampu
menyelesaikan satu kegiatan penelitian. Hasil penelitian atau hasil pemikiran
yang punya nilai lebih/keunggulan atau punya ciri khas tersendiri akan saya
preoritaskan agar dimuat di jurnal ilmiah pada setiap semester atau paling
tidak setiap satu tahun sekali. Dengan demikian apa yang saya hasilkan dapat
bermanfaat bagi masyarakat luas. Target kerja lainnya adalah saya dapat
menyelesaikan pembuatan diktat untuk tiap mata kuliah yang saya asuh, karena
sampai saat ini belum semua mata kuliah yang saya asuh saya buat diktatnya.
Salah satunya adalah mata kuliah Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen
Pendidikan yang belum selesai saya buat diktatnya. Saya menargetkan pada akhir
semester genap tahun 2016/2017 akan datang, diktat mata kuliah Dasar-dasar
Administrasi dan Manajemen Pendidikan akan bisa saya selesaikan. Adapun diktat
yang telah selesai, akan saya upayakan selalu direvisi menyesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan saat ini. Selain itu saya berkeinginan untuk
menulis buku sesuai dengan keahlian saya yang dapat bermanfaat bagi masyarakat
luas. Dalam karir, saya akan berusaha mentargetkan kenaikan pangkat setiap
empat tahun. Saya juga berkeinginan untuk melanjutkan studi saya ke jenjang S3
untuk meningkatkan kualitas diri sebagai dosen.
11. Implementasi Kegiatan
Di
tengah-tengah masyarakat, saya selalu melibatkan diri dalam bentuk pengabdian,
baik dalam kapasistas saya sebagai warga masyarakat atau sebagai pendidik
(dosen). Berhubung STAI Al Falah Banjarbaru berada di bawah naungan Yayasan
Pondok Pesantren Al Falah, sebagai lembaga kemasyarakatan yang mengakar kuat di
tengah-tengah masyarakat, maka saya sering dipinta untuk menyampaikan ceramah
agama, khutbah dan pengajian, baik dilingkungan pesantren ataupun di tengah-tengah
masyarakat. Sebagai seorang dosen saya selalu terlibat aktif dalam pendampingan
kepada mahasiswa yang melaksanakan PPL (program Pengalaman Lapangan) dan
melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di masyarakat. Kegiatan pendampingan yang
saya lakukan dalam pelaksanaan PPL di sekolah/madrasah meliputi jenis dan
tahap-tahap kegiatan sebagai berikut: kegiatan orientasi dan observasi
lapangan, latihan mengajar terbimbing, latihan mengajar mandiri, melaksanaan
tugas-tugas keguruan non mengajar dan lain-lain. Untuk pendampingan yang saya
lakukan adalah Mendampingi mahasiswa dalam mengadakan observasi di lokasi KKN,
dalam rangka menyempurnakan program kerja apabila perlu penyempurnaan.
Sementara dalam kegiatan KKN saya bertugas membantu kelancaran proses
pendekatan sosial dengan masyarakat dan pemerintah setempat. Menampung segala
permasalahan yang timbul dan hambatannya yang dihadapi serta sasaran dan
bantuan pemecahahnnya yang lebih cepat dan tepat. Mengendalikan, mengarahkan
dan mengawasi kegiatan serta prilaku mahasiswa agar sukses melakukan program
yang telah dibuat selama KKN secara teratur. Menggerakkan disiplin mahasiswa
dalam menunaikan tugas KKN. Membina kerjasama dengan Pemerintah Daerah, Dinas
dan Mahasiswa di lokasi KKN.
Selain
itu di STAI Al Falah Banjarbaru saya dipercayakan menjadi Wakil Ketua I, yakni
membidangi bagian pendidikan, pembelajaran dan kurikulum. Saya bertugas
membantu ketua STAI Al Falah dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian
dan pengabdian pada masyarakat. Saya juga berperan aktif dalam menyusun rencana
dan program kerja STAI Al Falah dalam bidang pendidikan, pengajaran,
penelitian, pengabdian masyarakat dan kerjasama. Di pesantren saya mendapatkan
kepercayaan sebagai koodinator pada tingkat persiapan santri-santri pemula.
Saya bertugas membantu pimpinan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik
dan lancar. Kemudian saya selalu terlibat aktif dalam setiap kegiatan keagamaan
dan perayaan hari-hari besar Islam di pesantren.
12. Dampak Perubahan
Sebagaimana
diketahui bersama bahwa fungsi pesantren di tengah-tengah masyarakat adalah
sebagai lembaga untuk pembinaan moral spiritual masyarakat. Karena itulah
keberadaan pesantren memang sangat diperlukan di tengah-tengah masyarakat.
Kegiatan pembinaan moral dan spiritual tidak hanya dilakukan di dalam
pesantren, tetapi juga di luar pesantren. Sebagi seorang dosen pada peguruan
tinggi Islam yang berada di lingkungan pesantren, maka kegiatan saya pun tidak
bisa lepas dari fungsi pesantren tersebut. Kegiatan tersebut diaktualisasikan
melalui kegiatan keagamaan, seperti pengajian, ceramah agama, menyampaikan
khutbah dan kegiatan lainnya. Kegiatan ini membuat dampak perubahan yang
signifikan bagi perkembangan keagamaan masyarakat. Dalam pelaksanaan PPL
(Program Pengalaman Lapangan) yang dilaksanakan di sekolah-sekolah atau
madrasah-madrasah di wilayah pemerintahan kota Banjarbaru saya ditunjuk secara
rutin untuk mendampingi mahasiswa untuk melakukan praktik mengajar di
sekolah-sekolah atau madrasah-madrasah. Program ini telah bejalan dengan baik dan
mendapatkan apresiasi dari sekolah/madrasah tempat PPL dilaksanakan. Sekolah
dan guru pamong merasa terbantu dengan kehadiran mahasiswa. Sementara mahasiswa
mendapatkan pengalaman berharga, karena dalam kegiatan ini mahasiswa
benar-benar mengalami langsung bagaimana keadaan sekolah/madrasah seperti
keadaan kelas, guru, murid, administrasi sekolah, laboraturium, perpustakaan
dan sebagainya. Selanjutnya dalam kegiatan ini mahasiswa terlibat langsung
dalam proses belajar mengajar, mereka harus siap mulai dari perencanaan,
pelaksanaan sampai kepada evaluasi pembelajaran mereka harus piawai dalam
mengelola kelas, terampil dalam menggunakan media pembelajaran. Demikian pula
halnya dalam pelaksanaan KKN (Kuliah Kerja Nyata) kegiatan ini dilaksanakan
secara rutin oleh civitas akademika STAI Al Falah Banjarbaru dan telah memberi
dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar pelaksanaan. Pelaksanaan
kegiatan KKN biasanya dilakukan di daerah-daerah yang minim dari segi
pendidikan dan keagamaan. Dengan hadirnya mahasiswa di daerah-daerah lokasi KKN
menimbulkan geliat-geliat baru dalam dunia pendidikan dan keagamaan. Sebagai
sebuah perguruan tinggi Islam dan kental dengan dunia kepesantrenan keberadaan
mereka memang betul-betul diperlukan oleh masyarakat. Kegiatan keagamaan yang
mulai redup kembali mereka hidupkan bersama-sama dengan masyarakat dan
tokoh-tokoh agama setempat.
13. Dukungan Masyarakat
Kegiatan
pengabdian kepada masyarakat akan semakin baik apabila mendapat dukungan dan
partisifasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Pelaksanaan pengabdian
kepada masyaraka yang telah dilakukan baik dalam pelaksanaan PPL atau KKN yang
telah saya dampingi beberapa tahun terakhir telah mendapatkan respon dan
dukungan yang penuh dari segenap lapisan masyarakat. Pelaksanaan PPL misalnya
telah mendapatkan apresiasi yang baik dari dinas pendidikan dan sekolah atau
madrasah tempat dilaksanakannya PPL. Kepala Sekolah/Madrasah, guru pamong dan
siswa merespon positif dengan pelaksanaan PPL di sekolah/madrasah mereka.
Hampir setiap sekolah/madrasah yang pernah dijadikan tempat PPL memohon untuk
dilaksanakan lagi ditempat mereka pada tahun-tahun berikutnya. Demikian halnya
dalam pelaksanaan KKN juga mendapat respon dan dukungan yang penuh dari
masyarakat sekitar. Bentuk dukungan masyarakat diantaranya adalah kesedian
sebagian warga menyediakan tempat tinggal bahkan tidak jarang ada warga
masyarakat rela berbagi tempat dengan mahasiswa yang melaksanakan KKN. Selain
itu dukungan masyarakat adalah kesediaan sebagian masyarakat untuk membantu panitia
menyiapkan kelengkapan yang dibutuhkan untuk kegiatan mahasiswa. Masyarakat
juga sangat antusias dan ikut berpartisifasi aktif dalam setiap kegiatan yang
dilakukan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dirasakan sangat membekas di
tengah-tengah masyarakat baik yang berkaitan dengan keagamaan, pembinaan
generasi muda, pembinaan keluarga sejahtera dan lain-lain. Bahkan setelah
kegiatan KKN telah selesaipun komunikasi dan silaturrahmi antar mahasiswa tetap
terus terjalin dengan baik.
14. Kemampuan Bekomunikasi
Saya
berpandangan bahwa kemampuan berkomunikasi sangat diperlukan dalam kegiatan
pengabdian kepada masyarakat, baik
ketika berkomunikasi antar perorangan maupun dalam kelompok/tim. Selama ini
saya dapat berkomunikasi dengan baik kepada orang-orang di sekitar, tampa harus
memandang latarbelakang orang yang bersangkutan, apakah ia sebagai atasan,
teman sejawat, karyawan, bawahan, maupun mahasiswa bahkan masyarakat sekitar
dengan cukup baik. Saya juga dapat berkomunikasi dengan baik antar sesama anggota
tim, menurut saya ini sangat penting karena kelancaran komunikasi dalam sebuah
tim akan membuat kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar.
Seperti dalam kegiatan rapat bulanan pengelola STAI Al Falah atau pengelola
pesantren dan dewan guru. Saya sebagai orang muda yang diserahi jabatan, tentu
harus bisa menyampaikan pendapat dengan bahasa yang sopan dan santun kepada
mereka yang lebih senior. Saya berusaha menyampaikan (mengkomunikasikan)
pendapat dan pandanga-pandangan saya dengan tidak terkesan menggurui, dengan
strategi ini mereka dapat menghargai pendapat-pendapat saya. Dalam kegiatan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa STAI Al Falah Banjarbaru yang
diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya misalnya, saya selalu terlibat
baik sebagai panitia maupun sebagai pendamping. Sebelum pelaksanaan KKN agar
kegiatan berjalan dengan dengan baik dan lancar, maka diperlukan komunikasi,
baik dengan aparat setempat maupun dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Pada
tahap awal biasanya diadakan tinjauan kelapangan, apabila tempatnya dirasakan
sudah tepat dan sesuai dijadikan tempat mahasiswa ber-KKN, selanjutnya perlu
perijinan kepada aparat setempat, setelah mendapat ijin selanjutnya perlu
dilakukan pendekatan-pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat untuk meminta
arahan guna kelancaran pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
tersebut.
15. Kemampuan Bekerjasama
Dalam
setiap organisasi maupun kepanitiaan, salah satu yang dapat mendukung
keberhasilannya adalah adanya kerjasama seluruh anggota yang terlibat dalam
organisasi ataupun anggota dalam suatu kepanitiaan. Dalam menerima mahasiswa
baru atau acara wisuda di STAI Al Falah Banjarbaru misalnya saya beberapa kali
ditunjuk sebagai ketua panitia. Hal yang pertama-tama saya tanamkan adalah rasa
kepercayaan dan kebersamaan untuk membentuk satu tim yang solid. Agar dapat
menjadi sebuah tim yang solid maka masing-masing anggota harus mengerti dan
paham terhadap tugas-tugas yang telah diberikan. Oleh karena itu sebelum hari H
acara saya sering melakukan rapat koordinasi agar terjalin kerjasama yang solid
antar anggota dalam kepanitiaan. Sementara dalam pelaksanaan PPL dan KKN
misalnya kemampuan kerjasama yang dapat saya lakukan adalah melakukan
konsulidasi terhadap sesama dosen pendamping PPL atau KKN. Dalam kegiatan KKN
saya beserta panitia yang lainnya melakukan kerjasama dengan dengan aparat
setempat, tokoh masyarakat serta warga masyarakat agar terlaksananya kegiatan
pengabdian kepada masyarakat. Demikian pula halnya kepada mahasiswa terkadang
dalam proses pendampingan terjadi hal-hal di luar dari program dan
masalah-masalah yang belum dapat terpecahkan oleh mahasiswa maka saya
memberikan arahan kepada mereka untuk selalu mengkomunikasikannya dengan dosen
pendamping dan saya harapkan selalu melakukan kerjasama baik di dalam tim itu
sendiri maupun antar tim yang ada. Tanpa adanya kerjasama yang baik antara
pihak yang berwenang, dosen, mahasiswa dan masyarakat tentunya program kegiatan
pengabdian kepada masyarakat tidak akan dapat berjalan dengan baik.
16. Implementasi Kegiatan
Sebagaimana
saya sebutkan dalam deskrifsi sebelumnya bahwa selain sebagai dosen saya
diberikan kepercayaan menjabat sebagai wakil ketua I di STAI Al Falah
Banjarbaru. Walaupun STAI Al Falah berdiri sudah cukup lama yaitu pada tahun
1985 tetapi dari segi pengelolaan akademik dan kemahasiswaan masih berjalan
kurang edial dan perlu penyempurnaan. Salah satu preoritas kami, tentu saja
saya sebagai inisiator adalah menyusun dan membukukan Standar Operasional
Prosedur (SOP) STAI Al Falah Banjarbaru yang belum tersusun dengan baik.
Standarisasi dan pendokumentasian sangat perlu agar menjadi acuan bagi
manajemen dalam menjalankankan tugas dan fungsinya serta menjamin
keberlangsungan implementasi praktik-praktik baik tersebut, meskipun terjadi transisi kepemimpinan manajerial. Dengan
dibuatnya SOP ini akan berakibat pada peningkatan mutu manajemen institusi yang
mencakup seluruh aspek manajemen, yaitu bidang akademik, sumber daya (manusia,
keuangan, sarana dan prasarana, dan informasi) dan mutu, pada setiap jenjang
agar STAI Al Falah mampu menyelenggarakan seluruh kegiatannya secara mandiri
dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Selain
itu saya juga berpartisifasi dalam penyusunan Pedoman Penulisan Skripasi STAI
Al Falah Banjarbaru sebagi tim penyusun. Diakui atau tidak, sebelumnya
penulisan skripsi mehasiswa belum sepenuhnya menggunakan panduan penulisan yang
skripsi yang benar. Untuk itu sebagai seorang dosen dan telibat rutin
membimbing mahasiswa dalam menulis skripsi berkeinginan agar ada keseragaman
dalam penulisan skripsi oleh mahasiswa. Lebih dari itu dengan adanya panduan
tersebut akan menjadi acuan bersama, tidak saja bagi mahasiswa, tapi juga bagi
dosen pembimbing dan penguji skripsi.
Saya juga
memberi kontribusi pemikiran terkait dengan penerimaan mahasiswa baru di STAI
Al Falah Banjarbaru. Dalam menyambut mahasiswa baru, lazimnya setiap kampus
selalu mengadakan kegiatan orientasi mahasiswa baru. Kegiatan tersebut tidak
jarang mengarah kepada perpeloncoan dan kekerasan fisik. Agar kegiatan
orientasi mahasiswa baru tidak mengarah kepada perpeloncoan dan kekerasan
fisik, maka saya mengusulkan bobot materi yang disampaikan dalam pelaksanaan
orientasi lebih menekankan kepada unsur-unsur pendidikan dan bercirikhas
keislaman, sesuai dengan keberadaan STAI Al Falah di tengah-tengah masyarakat.
Saya juga mengusulkan kepada panitia untuk melibatkan dosen dalam unsur
kepanitiaan.
17. Dukungan Institusi
Bagaimanapun
bagus dan hebatnya usulan yang diberikan oleh dosen untuk perkembangan dan
kemajuan institusi sebuah perguruan tinggi tanpa adanya dukungan dari isntitusi
itu sendiri, tidak akan banyak berarti. Selama ini, paling tidak sejak saya
diangkat menjadi dosen di STAI Al Falah Banjarbaru beberapa hal yang pernah
saya usulkan direspon dan didukung dengan baik oleh pihak institusi. Usulan
saya untuk meyusun dan membukukan Standar Operasional Prosedur (SOP) STAI Al
Falah Banjarbaru yang belum tersusun dengan baik mendapat sambutan dan dukungan
yang baik dari pihak institusi. Akhirnya berakibat pada peningkatan mutu
manajemen institusi yang mencakup seluruh aspek manajemen, yaitu bidang
akademik, sumber daya (manusia, keuangan, sarana dan prasarana, dan informasi)
dan mutu, pada setiap jenjang sehingga STAI Al Falah mampu menyelenggarakan
seluruh kegiatannya secara mandiri dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Selain
itu usulan saya untuk membakukan pedoman penulisan skripsi STAI Al Falah
Banjarbaru juga mendapat dukungan dan sambutan yang baik dari pihak institusi.
Dengan dukungan dan sambutan yang baik tersebut kini STAI Al Falah Banjarbaru
mempunyai pedoman penulisan skripsi yang dapat dijadikan sebagai acuan bersama,
tidak hanya mahasiswa, tapi juga dosen pembimbing dan penguji skripsi. Pedoman
ini dapat mengarahkan dan memberikan rambu-rambu dalam rangka meningkatkan mutu
karya ilmiah dan pengembangan kultur ilmiah yang kondusif bagi STAI Al Falah
Banjarbaru di masa yang akan datang. Demikian juga pelaksanaan orientasi
mahasiswa baru telah dilaksanakan sesuai usulan saya terkait bobot materi yang
disampaikan dalam pelaksanaan orientasi lebih menekankan kepada unsur-unsur
pendidikan dan bercirikhas keislaman, serta pelibatan dosen dalam unsur kepanitiaan.
18. Kendali Diri
Sebagaimana
telah saya cantumkan di dalam CV bahwa saya diserahi jabatan sebagai Kabag.
Administrasi Umum di STAI Al Falah Banjarbaru selama satu periode, kemudian
pernah juga menjabat sebagai Kasubag. Akademik selama dua periode dan sekarang
diserahi jabatan sebagai Wakil Ketua I. Dari perjalanan panjang pengabdian saya
ini di STAI Al Falah Banjarbaru tersebut tentu banyak pengalaman berharga yang
saya dapatkan. Karena itulah saya dituntut untuk mengetahui tentang manajerial,
seperti kepemimpian, kemampuan memenej, kemampuan bekerja dalam kelompok,
kemampuan memberikan pemecahan terjadap masalah yang muncul, dan kemampuan
membuat keputusan, semua itu diperlukan untuk menghadapi keadaan dan kondisi
kerja yang terus berubah. Bagi saya jabatan yang diberikan adalah amanah,
karena itu saya akan sekuat tenaga berusaha untuk menjadi seorang pemimpin yang
adil agas semua pihak tidak ada yang dirugikan. Karena itu saya harus memiliki
kendali diri yang tanggung disamping kesabaran dan tenggang rasa yang tinggi
dan memiliki rasa empati.
Sebagai
seorang dosen saya selalu mengedepankan sikap rendah hati kepada teman sejawat
dan selalu memberi sikap hormat dan menghargai kepada dosen senior, hal ini
saya lakukan untuk memberikan penghargaan kepada para dosen senior yang banyak
memberikan pengalaman dan pemahaman tentang ilmu pengetahuan. Sikap disiplin
dan adil dalam mengambil keputusan sebagaimana saya sebutkan sebelumnya adalah
merupakan wujud pengendalian diri saya sebagai seorang dosen.
19. Tanggung Jawab
Sebagai
seorang yang diserahi jabatan oleh institusi tentunya saya mempunyai tanggung
jawab terhadap jabatan saya dalam menyusun rencana dan program kerja STAI Al
Falah Banjarbaru bidang pendidikan, pengajaran, penelitian, pengabdian
masyarakat dan kerjasama sebagai pedoman pelaksanaan tugas. Saya juga
berkewajiban melaksanakan pembinaan dosen pada Fakultas melalui lanjutan studi,
seminar, okakarya, kursus/latihan untuk
meningkatkan kemampuan akademiknya. Selain itu saya juga bertugas memotivasi
dosen untuk melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat guna
terlaksananya kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi.
Sebagai
seorang dosen saya juga mempunyai tanggungjawab terhadap proses pembelajaran
dalam rangka turut serta mencerdaskan bangsa dengan melakukan transfer ilmu
pengetahuan dan pengembangannya. Terkait tanggungjawab saya sebagai seorang
dosen yang memberi pendidikan dan pengajaran kepada mahasiswa, wujud
tanggungjawab saya diantaranya adalah: berusaha untuk memenuhi target bahan
ajar yang akan disampaikan sesuai dengan SAP dengan jumlah tatap muka sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan. Saya juga ditugaskan sebagai dosen
pembimbing akademik, sebagai dosen pembimbing akademik saya juga
bertanggungjawab melakukan bimbingan akademik kepada mahasiswa setiap semester,
membantu mahasiswa menyelesaikan permasalah akademiknya, memberikan bimbingan
koseling dan lain-lain yang berkaitan dengan penyelesaian studi. Saya juga
bertanggungjawab penuh untuk melakukan tugas pembimbingan skripsi sehingga mahasiswa
yang saya bimbing dapat menyelesaikan skripsinya dengan tepat waktu. Selain
bertanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran, sebagai seorang
dosen saya juga bertanggung jawab terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.
Tanggung jawab itu saya aktualisasikan dengan menghasilkan karya ilmiah, baik
berupa hasil penelitian atau hasil pemikiran berupa jurnal ilmiah yang dapat
dibaca dan diakses oleh masyarakat luas.
20. Keteguhan pada Prinsip
Sebagai
seorang dosen saya selalu berpegang teguh pada prinsi yang saya anggap benar.
Keteguhan memegang prinsip menjadi sangat penting ketika seorang dosen menjadi
panutan dan tauladan bagi para mahasiswa. Dalam menjalankan tugas baik sebagai
dosen ataupun tugas-tugas tambahan lainnya di STAI Al Falah Banjarbaru, saya
senantiasa bersikap jujur, konsisten dan berpegang teguh pada prinsip. Dalam
kehidupan kampus, sikap keteguhan pada prinsip saya aktualisasikan melalui
sikap disiplin dalam tugas-tugas yang
saya jalani. Sebagai contoh, karena telah menjadi kesepakatan ketika kontrak
studi di awal perkuliahan jika mahasiswa telat masuk ruang kuliah sampai 15
menit maka saya tidak mengijinkan mahasiswa tersebut masuk ruang kuliah. Selain
itu juga saya teguh memegang prinsip bahwa penentuan kelulusan mahasiswa dalam
perkuliahan bersifat komulatif, mulai dari proses sampai evaluasi, termasuk
perhitungan keaktifan mahasiswa harus mencapai 75 persen. Saya selalu konsisten
menerapkan kontrak tersebut. Dalam hidup saya berprinsip bahwa kejujuran adalah
segala-galanya, oleh karena itu saya tidak memberikan tandatangan kepada
mahasiswa yang datang terlambat tanpa alasan yang dibenarkan, dan tidak pernah
mentolerir mahasiswa yang melakukan plagiat terhadap tugas-tugas yang saya
berikan. Saya menyuruh mahasiswa untuk berbusana rapi dan sopan, saya juga
berbusana rapi dan sopan mengikuti peraturan yang sudah menjadi kesepakatan
bersama. Di STAI Al Falah Banjarbaru selain sebagai dosen, saya diberikan tugas
tambahan sebagai wakil ketua, dalam setiap rapat biasanya dihasilkan beberapa
keputusan yang harus dilaksanakan oleh semua pihak termasuk mentaati SOP yang
telah disepakati bersama. Apabila terjadi penyimpangan atau keteledoran maka
saya tidak akan segan menegur dan mengingatkan bawahan.
21. Peran
Saya
berperan aktif dalam meningkatkan kualitas kegiatan kemahasiswaan, baik dalam
kegiatan yang sifatnya internal di dalam kampus, ataupun yang bersifat
eksternal atau di luar kampus. Di dalam kampus saya terlibat aktif dalam
mengadakan kegiatan orientasi mahasiswa baru setiap tahunnya. Saya terlibat
aktif sebagai bagian dari panitia pelaksana dan menjadi narasumber untuk
menyampaikan materi tentang tridharama perguruan tinggi. Sementara dalam
kegiatan kemahasiswaan seperti Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) yang
bertujuan untuk memberikan pembekalan kepada mahasiswa yang ingin berkecimpung
dalam organisasi kemahasiswaan tentang pengetahuan dasar organisasi
kemahasiswaan, kepemimpinan dan teknik komunikasi saya sering berperan aktif
sebagai pembicara yang berkaitan dengan kepemimpinan. Demikian pula hanya dalam
kegiatan kemahasiswan yang diselenggarakan oleh BEM STAI Al Falah Banjarbaru
seperti diskusi umum atau seminar, perayaan hari-hari besar Islam, saya
berusaha menyempatkan untuk berhadir, baik sebagai pembicara ataupun sebagai peserta.
Di luar kampus saya sering ditunjuk untuk secara rutin mendampingi mahasiswa
dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat seperti pelaksanaan PPL (program
Pengalaman Lapangan) dan KKN (Kuliah Kerja Nyata).
22. Implementasi Kegiatan
Dalam
pelaksanaan orientasi mahasiswa baru (BISMILLAH) Bimbingan Studi Mahasiswa
Islam Al Falah saya selalu terlibat aktif, katerlibatan saya merupakan wujud
tanggung jawab dan kecintaan saya pada kegiatan kemahasiswaan, wujud kecintaan
itu saya tuangkan melalui kontribusi pemikiran. Lazimnya setiap kampus selalu
mengadakan kegiatan orientasi mahasiswa baru. Kegiatan tersebut tidak jarang
mengarah kepada perpeloncoan dan kekerasan fisik. Agar kegiatan orientasi
mahasiswa baru tidak mengarah kepada perpeloncoan dan kekerasan fisik, maka
saya mengusulkan bobot materi yang disampaikan dalam pelaksanaan orientasi
lebih menekankan kepada unsur-unsur pendidikan dan bercirikhas keislaman,
sesuai dengan keberadaan STAI Al Falah di tengah-tengah masyarakat. Saya juga
mengusulkan kepada panitia untuk melibatkan dosen dalam unsur kepanitiaan.
Selain itu saya juga selalu menjadi pembicara untuk menyampaikan tentang konsep
tridharma perguruan tinggi di kehidupan kampus. Sementara dalam kegiatan
Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) saya sering dipinta pendapat oleh
mahasiswa terkaitan teknis pelaksanaan dan dipinta sebagai pembicara yang
berhubungan dengan konsep kepemimpinan. Demikian pula hanya dalam kegiatan
kemahasiswan yang diselenggarakan oleh BEM STAI Al Falah Banjarbaru seperti
diskusi umum atau seminar, perayaan hari-hari besar Islam, saya berusaha
menyempatkan untuk berhadir, baik sebagai pembicara ataupun sekedar untuk
memberikan sambutan di awal acara. Sementara dalam pelaksanaan PPL dan KKN saya
secara rutin membimbing dan mendampingi mahasiswa terjun langsung ke
tangah-tengah masyarakat baik sebelum pelaksanaan atau ketika telah
dilaksanakan.
23. Interaksi
Dalam
kegiatan orientasi mahasiswa baru yang dikenal dengan BISMILLAH (Bimbingan
Studi Mahasiswa Islam Al Falah) saya bersama-sama dengan Wakil Ketua III serta
mahasiswa, merumuskan format acara yang akan dilaksanakan. Pelibatan mahasiswa
dalam setiap kegiatan perumusan bertujuan untuk mempererat hubungan mahasiswa
dengan dosen. Pada hari pelaksanaan interaksi dengan mahasiswa terus dilakukan
karena pelaksanaan BISMILLAH melibatkan dosen sebagai bagian panitia. Meskipun
keterlibatan saya dan teman-teman dosen lainnya hanya sebagai mengkoordinir,
mengatur dan mengawasi. Dalam kegiatan PPL dan KKN interaksi mahasiswa dan
dosen pembimbing harus berjalan dengan baik. Komunikasi selama kegiatan PPL dan
KKN selalu dikomunikasikan dua arah, artinya mahasiswa aktif memberikan laporan
secara regular, sedangkan saya secara aktif memonitor kegiatan PPL atau KKN
yang mereka lakukan. Bentuk interaksi yang saya lakukan tidak hanya bersifat
langsung, tetapi juga memanfaatkan media teknologi informasi yang berkembang
saat ini. Dengan adanya iteraksi yang intens akan meningkatkan kualitas
kegiatan kemahasiswaan, dan seandainya ada permasalahan akan dapat dengan mudah
dicari solusinya. Dengan komunikasi yang intens dan adanya kepercayaan dari
dosen dan mahasiswa maka akan memudahkan kita untuk bekerjasama. Hal tersebut
bermanfaat bukan hanya bagi dosen dan mahasiswa, akan tetapi juga akan
bermanfaat bagi institusi secara umum.
24. Manfaat Kegiatan
Bagaimanapun
buruknya anggapan tentang orientasi mahasiswa baru di tengah-tengah masyarakat
akibat seringnya terjadi perpeloncoan dan kekerasan fisik, kalau kegiatan
tersebut dikelola dengan baik jauh dari perpeloncoan dan kekerasan fisik akan
memberikan nilai tambah pengetahuan bagi peserta. Itulah yang ada di benak saya
ketika berinisiatif untuk merubah pola yang ada selama ini. Oleh karena itu
dengan diadakannya BISMILLAH ada banyak manfaat yang dapat diperoleh, baik
untuk mahasiswa baru, atau institusi. Kegiatan ini sangat penting untuk
memperoleh informasi dan gambaran singkat bagaimana sistem akademik dan
pembelajaran yang ada di lingkungan STAI Al Falah Banjarbaru, mereka akan
diperkenalkan dengan kurikulum yang dijalankan, serta informasi lainnya seputar
civitas akademika yang ada di kampus, termasuk tentang organisasi kemahasiswaan
yang ada dilingkungan kampus. Dan pada akhirnya akan tumbuh rasa memiliki para
mahasiswa terhadap kampus sehingga akan terbit rasa tanggung jawab. Adapun
dalam LKM manfaat yang diperoleh bagi peserta adalah pemahaman dasar tentang
kempemimpinan, manajemen organisasi dan teknik komunikasi. Sehingga setelah itu
diharapkan mahasiswa mempunyai sikap kepemimpinan dan dapat mengelola
organisasi kemahasiswaan dengan baik dan benar. Sementara dalam kegiatan PPL
dan KKN adalah ajang bagi mahasiswa dalam mengasah kemampuan dan belajar terjun
langsung ke tengah-tangah masyarakat yang sesungguhnya.