Rabu, 20 Desember 2017

BIJAK MENYIKAPI PERBEDAAN

Perbedaan pendapat merupakan penomena yang telah ada sejak diciptakannya manusia. Bahkan antar dua orang manusiapun sudah terjadi perbedaan pendapat. Perbedaan dapat terjadi dalam seluruh aspek kehidupan manusia tidak terkecuali masalah agama dan keyakinan. Perbedaan adalah keniscayaan, sedangkan persatuan adalah keharusan yang harus diwujudkan.

Keragaman dan perbedaan adalah hal yang tidak dapat dihindari, namun di saat yang sama kita sebagai manusia dituntut untuk hidup bersosial. Sebagai makhluk sosial kita harus saling bantu membantu antar sesama. Disinilah pentingnya bagi kita untuk dapat membedakan antara perbedaan dan perselisihan. Perbedaan seharusnya tidak menjadikan kita saling berselisih.

Namun perbedaan seringkali disalah-artikan. Perbedaan bahkan bisa menjadikan bencana apabila menjadi sebuah perselisihan. Bahkan hal ini bisa menjadi lebih parah apabila salah satu kelompok menganggap kelompok yang lain salah dan hanya kelompoknya saja yang benar.

Kalau kita mau berkaca kepada sahabat-sahabat besar Nabi seperti Abu Bakar, Umar bin Khaththab, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Mas'ud, Zaid bin Tsabit ra. Memiliki pandangan yang berbeda dalam sekian masalah. Demikian juga imam-imam besar kaum muslimin seperti Imam Malik bin Anas, Muhammad bin Idris asy-Syafi'iy dll., tidak selalu sepakat dalam memahami atau menetapkan hukum satu kasus, tapi tidak menjadikan persaudaraan mereka luntur.

Perbedaan pendapat ulama masa lalu tidak menjadikan mereka saling tuding, saling mengkafirkan. Perbedaan justru bahkan menjadikan mereka saling menghormati dan mengakui kelebihan pihak lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar