Sabtu, 02 Juni 2018

HUBUNGAN KIAI SANTRI

Kiai Mustofa Bisri (Gus Mus) mengisahkan tentang hubungan yang luar biasa antara kiai dan santri di pesantren-pesantresn salaf. Menurut Gus Mus di pesantren, kiai-kiai yang mukhlis mereka memang betul-betul ikhlas dalam segala tindakannya lillah, hanya karena Allah. Bahkan banyak kiai yang menganggap tabu beramal lighairillah, beramal tidak karena Allah tapi agar dihormati oleh orang lain.

Gus Mus mencontohkan, misalnya pesantrin salaf pada umumnya adalah benar-benar milik kiai. Santri hanya datang dengan bekal hidupnya sendiri di pesantren. Bahkan ada atau banyak santri yang hanya untuk hidupnya pun menumpang’ dari kiai.
Kiai semacam ini menurutnya ibarat mewakafkan diri dan seluruh miliknya untuk para santri. Dia memikirkan, mendidik, mengajar dan mendo’akan santrinya tanpa pamrih. Bukan saja saat santri itu mondok di pesantrennya, tetapi juga ketika mereka sudah terjun di masyarakat.

Contoh lain adalah ayahanda Gus Mus sendiri, Kiai Bisri Musofa, beliau sering diundang pengajian ke luar kota dan tidak jarang panitia memaksanya untuk mengisi pengajian pada hari-hari dimana pesantren tidak libur. Bila harus melakukan hal yang seperti itu, beliau selalu bermunajat kepada Allah sebelum naik mimbar, “Ya Allah, Engaku tahu hamba datang ke sini karena diminta saudara-saudara hamba untuk menyampaikan firman-firman-Mu dan sabda-sabda Rasul-Mu; namun sementara hamba di sini, santri-santri hamba yang hamba tinggal di pesantren prei tidak hamba ajar. Oleh karena itu, ya Allah, apabila amal hamba di sini ada pahalanya, hamba mohon tidak usah Engkau berikan kepada hamba; ganti saja pahala itu dengan kefutuhan hati santri-santri hamba tersebut.” 

Gus Mus juga menyebutkan beberapa kiai lain yang dengan penuh keikhlasan berkhidmat demi kebaikan santrinya. Seorang kiai di Solo, pernah meminta kepada lurah pondok pesantrenya untuk menuliskan daftar santri yang ternakal agar ketika bertahajut mendo’akan para santri beliau bisa mengkhususkan nama-nama santri ternakal tersebut. 

Kiai Maksum, di Lasem, menurut Gus Mus, bukan hanya setiap waktu membangunkan santri-santrinya untuk sholat dan belajar, mendo’akan mereka setiap kali berdo’a, dan kemanapun beliau pergi selalu menyempatkan berkunjung ke rumah beliau yang beliau lewati, sekedar untuk melihat keadaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar