Rabu, 20 September 2017

MEMBUAT DESKRIPSI DIRI UNTUK SERTIFIKASI DOSEN

Deskripsi diri adalah hal yang wajib dilakukan oleh seorang dosen (DIY) ketika mengajukan sertifikasi. Berikut adalah contoh deskripsi diri yang saya buat dengan bahasa sederhana, semoga bermanfaat.

1.    Usaha Kreatif
Mahasiswa STAI Al Falah sebagian besar  adalah sebagai santri, artinya selain sebagai mahasiswa mereka juga berstatus sebagai santri. Bagaimana layaknya sebagai seorang santri dengan setumpuk kegiatan sepanjang hari selama 24 jam tentunya akan menjadikan mereka merasa jenuh, tidak terkecuali ketika mereka masuk dalam perkuliahan. Mahasiswa yang berstatus sebagai santri ini dalam mengikuti perkuliahan cenderung haya sekedar untuk memenuhi syarat yaitu 75 % kehadiran. Mereka hanya datang, duduk, dan mendengarkan, yang penting lulus. Suasana perkuliahan seolah tidak bergairah dan hanya formalitas saja. Perkuliahan yang disampaikan oleh dosen serta materi-materi yang dan tugas-tugas yang diberikan tidak betul-betul dipelajari, dipahami dan dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Selain itu kultur pesantren yang cenderung pasif dalam proses pembelajarannya juga turut memperparah keadaan. Selain itu mahasiswa yang berstatus sebagai santri tidak terbiasa berkumpul dalam satu ruangan antara laki-laki dengan perempuan. Ketika diperkuliahan mereka diharuskan untuk berkumpul, namun masih dalam batas-batas yang dibolehkan dalam ajaran agama. Keadaan yang tidak biasa tersebut menyebabkan sebagian mereka menjadi grogi dan tidak percaya diri, terutama di awal-awal masa perkuliahan atau ketika masih menjadi mahasiswa baru.

Memperhatikan kenyataan tersebut, saya berupaya membangkitkan semangat mahasiswa dengan meberikan pemahaman tentang pentingnya perkuliahan yang disampaikan, motivasi mereka dan memberikan pandangan-pandangan ke depan. Dalam proses perkuliahan agar mahasiswa menjadi aktif saya membagi mahasiswa dalam beberapa kelompok, kemudian setiap kelompok saya berikan satu tema yang berkaitan dengan materi perkuliahan yang saya sampaikan. Setiap anggota dari setiap kelompok saya haruskan untuk berbicara, menyampaikan ide pemikirannya. Mereka dibiarkan berbicara apa saja menyampaikan apa yang ada di kepala mereka. Terkadang terjadi kekacauan saat salah seorang dari mereka dalam menyampaikan pemikirannya karena gugup (grogi) dan serta merta menyebabkan teman-teman yang lainnya tertawa. Namun itu tidak serta merta menjadikan mahasiswa tersebut down, karena biasanya saya akan memberikan motivasi yang membangun semangat mereka untuk tidak perlu down hanya karena ditertawakan teman. Selain itu pada saat perkuliahan berlangsung, mahasiswa yang mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan perkuliahan, ataupun ketika diskusi terlibat aktif dalam menyampaikan pemikirannya, akan saya beri tanda khusus pada presentasi mahasiswa tersebut. Bagi mahasiswa yang memperoleh banyak tanda khusus, akan diberikan tambahan nilai. Strategi lainnya yang saya lakukan untuk mengaktifkan mahasiswa dalam proses perkuliahan adalah dengan menggunakan strategi uji sebelum memulai perkuliahan (pre test) dan uji formatif sesudah materi perkuliahan disampaikan yang dilakukan dengan cara acak tanpa pemberitahuan sebelumnya. Alhamdulillah, strategi ini berhasil dengan baik, walaupun dengan kegiatan yang padat sepanjang hari mereka masih tetap bersemangat dalam menjalankan perkuliahan. Selain itu perkuliahan juga berlangsung lebih bergairah karena terjadi diskusi katika perkuliahan berlangsung. Dalam menyampaikan materi perkuliahan saya selalu menggunakan perangkat teknologi informasi seperti komputer/laptop dan LCD Projector, sehingga penyampaian materi perkuliahan bisa lebih jelas dan mahasiswa menjadi lebih fokus perhatiannya pada materi pelajaran.

2.    Dampak Perubahan
Ternyata dengan membiasakan mereka untuk berbicara, mengungkapkan ide-ide pemikiran mereka di depan teman-temannya, walaupun pada awalnya banyak diantara mereka yang telihat gurup, canggung dan salah tingkah dan tidak percaya diri, namun setelah berjalan empat sampai lima kali pertemuan, perubahan sudah mulai terliha. Mereka sudah mulai terbiasa berbicara di depan teman-temannya, menyampaikan gagasan-gagasan dan pemikirannya ketika diskusi dijalankan. tujuan saya untuk menumbuhkan keberanian mahasiswa dalam berbica menyampaikan gagasan-gagasan dan pemikiran sebagai bekal mereka di kemudian hari telah tercapai dengan baik. Dengan memberikan tanda khusus kepada mahasiswa yang mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan perkuliahan, ataupun ketika diskusi terlibat aktif dalam menyampaikan pemikirannya, juga terbukti menjadikan mahasiswa lebih aktif dalam proses perkuliahan. Dampak perubahan yang terjadi dengan mengadakan pre test sebelum perkuliahan dan uji formatif setelah perkuliahan juga terbukti mampu membuat mahasiswa lebih banyak meperhatikan ketika perkuliahan berlangsung dan mempelajari materi perkuliahan yang diberikan sebelumnya. Selain itu perkuliahan juga berlangsung lebih bergairah karena terjadi diskusi katika perkuliahan sedang berlangsung. 

3.      Kedisiplinan
Di STAI Al Falah Banjarbaru pada setiap awal semester, bersama SK mengajar yang diterbitkan, selalu dicantumkan aturan dan tata tertib dalam proses perkuliahan. Aturan dan tata tertib tersebut berisi tentang jadwal waktu perkuliahan, pengisian daftar hadir, lama tatap muka, ruang perkuliahan, jumlah minimum tatap muka, komponen perkuliahan, dan batas waktu penyerahan nilai akhir. Alhamdulillah, sampai saat ini saya masih bisa mengikuti aturan dan tata tertib tersebut.

Setiap awal masa perkuliahan, saya selalu menyampaikan kontrak studi. Kontrak ini tidak hanya mengatur mahasiswa tetapi juga saya sebagai dosen dan dibuat berdasarkan dengan kesepakatan antara dosen dan mahasiswa, baik dalam hal kehadiran dan aktifitas, penilaian dan evaluasi, maupun penampilan dan prilaku ketika proses perkuliahan berlangsung. Saya selalu konsisten menerapkan kontrak tersebut. Saya tidak memberikan tandatangan kepada mahasiswa yang terlambat tanpa alasan yang dibenarkan, dan tidak akan mentolerir mahasiswa yang melakukan plagiat terhadap tugas-tugas yang saya berikan. Konsekuensi adanya kontrak belajar tersebut tidak hanya mengikat mahasiswa tetapi juga tentu mengikat saya sebagai dosen. Saya berusaha hadir tepat waktu, sebagaimana mahasiswa yang saya tekankan untuk hadi dengan tepat waktu. Dalam hal evaluasi, saya berusaha untuk memberikan penilaian sesuai dengan waktu yang telah diberikan oleh pihak prodi.

4.      Keteladanan
Di pesantren seorang pendidik selain sebagai pemberi ilmu pengetahuan, juga sebagai panutan dalam segala aspek kehidupan, mereka adalah figur sentral yang selalu menjadi pusat perhatian, tidak terkecuali di STAI Al Falah Banjarbaru yang letaknya berada di lingkungan pesantren. Oleh karena itu sebagai seorang dosen berprilaku baik dan terpuji yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam mutlak diperlukan. Sebagai praktisi pesantren, saya tidak hanya mengajar di bangku perkuliahan, saya juga diberikan amanat untuk mengajar di pesantren. Katika beraktifitas di pesantren saya berpakaian sebagaimana yang telah ditetapkan dan menjadi peraturan di pesantren. Dan ketika mengajar mahasiswa saya berpakaian/berbusana sebagaimana yang telah ditetapkan oleh perguruan tinggi. Melalui cara inilah saya mencontohkan/memberikan keteladanan kepada mahasiswa saya untuk bersikap profesional dalam segala hal.
Saya berusaha memberikan keteladanan kepada mahasiswa saya misalnya dalam hal berpakaian, berbusana rapi, bersih serta serasi dan sederhana selalu saya kenakan ketika perkuliahan dilaksanakan. Saya melarang mahasiswa berambut gondrong dan tidak rapi. Saya ingatkan bahwa sebagai seorang muslim teladan yang paling baik adalah mencontoh pribadi Rasulullah Saw. Saya juga melarang mahasiswa menggunakan sandal dan memakai kaos ketika mengikuti perkuliahan, sebagaimana saya juga tidak pernah memakainya. Apabila ada mahasiswa yang melanggar makan saya akan menegurnya secara santun dengan mengingatkan untuk tampil lebih rapi pada pertemuan akan datang. Kejujuran adalah prinsip hidup yang selalu saya tanamkan dalam hidup karena itu kejujuran dalam segala hal adalah yang sangat saya tekankan kepada mahasiswa. Saya tidak membenarkan mahasiswa yang menandatangani kehadiran temannya yang tidak kuliah, apabila itu terjadi maka keduanya akan mendapat sanksi. Mahasiswa juga saya larang keras mencontik ketika ulangan dilaksanakan dan saya tekankan bahwa penilaian dilakukan secara komulatif mulai dari proses sampai evaluasi. Sebagi dosen PAI berprilaku santun bertutur kata sopan selalu saya tunjukkan dalam keseharian.


5.      Keterbukaan
Sebagai seorang dosen, saran, kritik dan pendapat yang berasal dari atasan, teman sejawat, maupun mahasiswa dalam pandangan saya sangat dibutuhkan dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Saya dengan senang hati menerima kritikan secara langsung, karena bagi saya, kritikan bukanlah sesuatu yang menakutkan atau akan membuat saya menjadi rendah diri. Juteru dengan kritikan tersebut akan membangkitkan semangat saya untuk memperbaiki diri terhadap kekurangan saya selama ini. Sebagai contoh pada tahun pertama saya mengajar atasan saya mengkritik saya. Menurut beliau bahwa cara berpakaian saya terlalu santai dalam melaksanakan perkuliahan. Kritikan tersebut sangat membantu saya, dan hasilnya saat ini atasan saya memuji cara berpakaian saya. Demikian juga halnya dengan teman sejawat, dalam diskusi-diskusi formal ataupun ketika dalam keadaan santai saya tidak akan sungkan bertanya kepada mereka yang saya anggap mengetahui dengan permasalahan yang saya alami. Saya juga melakukan evaluasi diri dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memberikan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah saya laksanakan. Selanjutnya hasil dari penilaian inilah yang akan saya jadikan pertimbangan untuk merancang program pembelajaran pada semester berikutnya.Selain itu dalam hal penilain kepada mahasiswa yang merasa keberatan terhadap penilaian yang saya berikan, saya persilahkan komplain, dan kalau terbukti ada kesalahan dalam penilaian, maka dengan senang hati saya akan melakukan perbaikan.

6.      Produktifitas Ilmiah
Sebagai wujud nyata untuk pengembangan keilmuan yang saya lakukan sampai saat ini, saya berusaha untuk terus konsisten dalam mengahasilkan penelitian dan karya ilmiah. Selain penelitian yang tidak dipublikasikan, saya juga menghasilkan beberapa penelitian dan artikel yang dipublikasikan melalui jurnal ilmiah baik sebagai peneliti utama maupun sebagai asisten. Penelitian-penelitian tersebut adalah: Model Bimbingan Belajar Orang Tua Terhadap Siswa Berprestasi di SDN Batu Ampar RT. 28 RW. 09 Kelurahan Cempaka Banjarbaru, Penetitian ini saya publikasikan melalui Jurnal Al Falah (2013) sehingga dapat menjadi referensi bagi pegiat di bidang pendidikan yang ingin memajukan pendidikan terutama bagi orang tua siswa. Selain itu saya juga menulis artikel berjudul: Merekontruksi Model Kepemimpinan Kharismatik di Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren (2013). Penilitian berikutnya berjudul: Implementasi Teknologi Informasi Sebagai Media Pembelajaran PAI di SDN Landasan Ulin Timur 2 SSN Kota Banjarbaru (2014). Pada tahun yang sama saya juga meneliti Efektivitas Penggunaan Metode Iqro’ pada Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) Amanah di Desa Padang Kecamatan Bati-bati (2014). Selain itu sebagai praktisi pesantren dan merupakan bukti kecintaan saya pada dunia pesantren saya mengadakan penelitian dalam tugas akhir saya pada program pasca sajana dengan judul tesis: Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren Putera Al Falah Banjarbaru (2014). Pada tahun 2015 penelitian ini saya buat dalam bentuk jurnal dan dimuat pada jurnal ilmiah keislaman dan kemasyarakatan Al Falah. Kemudian bersama-sama dengan seorang teman saya juga meneliti tentang pemikiran Nurcholish Madjid tentang pesantren, penelitian tersebut berjudul: Lembaga Pendidikan Pesantren dan Tantangan Modernitas; Telaah Kritis tentang Pemikiran Nurcholish Madjid (2015). 

7.      Makna dan Kegunaan
Sebagai seorang akademisi, membuat karya ilmiah adalah bagian dari tugas saya dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jelasnya bahwa beberapa penelitian yang telah saya lakukan dengan ketekunan selama ini, selain bertujuan sebagai wahana untuk menyampaikan ide pemikiran, juga merupakan wujud keberadaan saya sebagai individu di tengah-tengah lingkungan akademis yang dalam keseharian selalu bergelut dengan kegiatan ilmiah. Dan kegunaan dari penelitian saya sebagai praktisi pesantren yang dalam keseharian saya bergelut dengan dunia kepesantrenan serta merupakan bukti kecintaan saya pada dunia pesantren karena itu wajar saja sebagian besar penelitian saya berhubungan dengan pesantren. Sebagai praktisi pesantren bukan berarti saya mengunggulkan pesantren, saya berpandangan banyak hal-hal yang harus dibenahi dan dalam beberapa kesempatan, termasuk dalam tulisan, saya juga mengkritisi keadaan pesantren. Saya bekeyakinan dengan adanya kritisi yang membangun akan dapat memberikan manfaat sumbangan pemikiran terhadap kemajuan lembaga pendidikan pesantren, baik dalam pengelolaan kelembagaan ataupun aktifitas pembelajaran. Selain itu di tengah keadaan yang tidak menentu saat ini termasuk dalam hal pendidikan, pesantren kerap dijadikan sebagai lembaga pendidikan alternatif bagi para orang tua menyekolahkan anak-anak mereka. Setiap awal tahun ajaran pesantren dibanjiri oleh para orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya. Karena itulah informasi tentang kegiatan pembelajaran dalam sebuah pesantren menjadi penting untuk disampaikan kepada mereka, agar tidak tersalah dalam memilih tempat untuk mendidik anak-anak mereka. Penelitian saya tentang manajemen pembelajaran di Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru berguna dan bermanfaat bagi mereka. 

8.      Usaha Enovatif
Hasil penelitian atau produk karya ilmiah tidak mesti harus dahsyat, yang terpenting adalah munculnya inovasi-inovasi baru yang merupakan ide murni dari penulis. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah bagaimana karya ilmiah yang diciptakan dapat menghadirkan nilai inovasi atau kebaharuan. Oleh karena itu saya berkeyakinan kalau sebuah lembaga ingin maju maka dia harus berubah, tidak mungkin kemajuan akan dicapai kalau tanpa ada perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Tulisan-tulisan saya tentang pesantren baik berupa hasil penelitian atau hasil pemikiran berupaya menawarkan solusi-solusi yang inovatif untuk kemajuan pesantren. Solusi yang saya tawarkan tersebut diantaranya adalah (1) pesantren pelu berbenah diri yaitu dengan berupaya memajukan pondok di berbagai bidang, (2) memberikan pecerahan kepada civitas yang ada di pesantren agar bersikap kreatif-produktif, dengan tidak melupakan orisinilitas ajaran Islam, dan (3) membangun budaya, sehingga budaya yang ada dapat diwarnai oleh jiwa dan tradisi Islam. Saya berpandangan bahwa hal ini hanya bisa dilakukan apabila memahami arus globalisasi, informasi secara benar, dan tidak bersikap eksklusif. Dengan manajemen pondok yang terorganisir baik, kontrol dan kedisiplinan yang tepat, serta arahan terhadap gaya hidup modern yang islami, kebebasan santri tetap pada batas-batas tertentu. Walaupun lokasi terdapat di perkotaan dengan aktifitas para santri yang banyak di luar. Nilai-nilai modernitas tetap diterapkan, akan tetapi tanpa menghilangkan roh dari pondok pesantren itu sendiri. Akhirnya pesantren akan mampu memperbaiki pola kepemimpinan yang selama ini melekat dalam budaya pesantren.

9.      Konsistensi
Dalam pengembangan keilmuan saya selalu berusaha menjaga kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan kegiatan pengembangan keilmuan yang saya lakukan. Ketika masih S1 saya dipinta untuk menjadi asisten dosen di prodi PAI Fakultas Tarbiyah STAI Al Falah Banjarbaru, saya menjadi asisten pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam dan SPI di Indonesia. Saya menerima tawaran tersebut kerena latar belakang keilmuan saya sesuai dengan apa yang saya ajarkan.

Selain mengajar saya juga terlibat aktif dalam keorganisasian di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Al Falah, baik di perguruan tinggi maupun di pesantren. Berawal dari sinilah saya mulai serius untuk mendalami ilmu manajemen, terutama manajemen pendidikan. Pada tahun 2011, saya memutuskan untuk memilih melanjutkan studi pada program Magister Manajemen Pendidikan. Sebagai seorang yang terlibat aktif dalam kegiatan kepesantrenan saya melihat setidaknya ada tiga kelemahan dan kekurangan pesantren, yaitu: Pertaman, adanya kecenderungan mismanajemen, misalnya persaingan yang tidak sehat antar pimpinan dan kepemimpinan yang tertutup. Kedua, metode pembelajaran yang digunakan di pesantren dalam proses pembelajarannya sering mengabaikan aspek kognitif dan lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotorik saja. Jadi yang diperhatikan adalah bagaimana santri mau dan mampu menyadari nilai-nilai ajaran Islam dan mampu menginternalisasikannya dalam diri, kemudian mampu dan mau mewujudkannya dalam prilaku dan kehidupan, namun santri kurang diberi kesempatan untuk menyampaikan ide-idenya apalagi mengajukan kritik dalam pelajaran sehingga daya nalar dan kreatifitas berpikir mereka kurang terasa. Ketiga, pola kehidupan di pesantren yang sangat sederhana (mencontoh orang tasawuf) sehingga dalam kebanyakan pandangan orang terhadap pesantren terlihat kumuh dan tidak terawat.

Menyadari hal ini, saya memfokuskan diri melakukan kajian, penelitian dan pengembangan dalam bidang manajemen pendidikan. Tesis saya berjudul: Manajemen Pendidikan di Pondok Pesantren Putera Al Falah Banjarbaru (2013) merupakan bukti konsern saya terhadap lembaga dan keilmuan yang saya tekuni. Selain itu, saya juga menulis artikel yang berjudul: Merekontruksi Model Kepemimpinan Kharismatik di Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren (2013). Insya Allah di akhir semester genap tahun akademik 2016/2017 saya akan menyelesaikan penetitian yang berjudul: Model Pengelolaan Madrasah di Pesantren pada Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru.

10.  Target Kerja
Dalam kaitannya dengan pengembangan keilmuan, saya memiliki target kerja yang jelas, karena saya berkeyakinan bahwa target kerja adalah salah satu yang penting dalam meningkatkan kualitas diri seorang dosen. Dalam hal penelitian saya mentargetkan tiap semester, atau paling tidak dalam satu tahun saya mampu menyelesaikan satu kegiatan penelitian. Hasil penelitian atau hasil pemikiran yang punya nilai lebih/keunggulan atau punya ciri khas tersendiri akan saya preoritaskan agar dimuat di jurnal ilmiah pada setiap semester atau paling tidak setiap satu tahun sekali. Dengan demikian apa yang saya hasilkan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Target kerja lainnya adalah saya dapat menyelesaikan pembuatan diktat untuk tiap mata kuliah yang saya asuh, karena sampai saat ini belum semua mata kuliah yang saya asuh saya buat diktatnya. Salah satunya adalah mata kuliah Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen Pendidikan yang belum selesai saya buat diktatnya. Saya menargetkan pada akhir semester genap tahun 2016/2017 akan datang, diktat mata kuliah Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen Pendidikan akan bisa saya selesaikan. Adapun diktat yang telah selesai, akan saya upayakan selalu direvisi menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini. Selain itu saya berkeinginan untuk menulis buku sesuai dengan keahlian saya yang dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Dalam karir, saya akan berusaha mentargetkan kenaikan pangkat setiap empat tahun. Saya juga berkeinginan untuk melanjutkan studi saya ke jenjang S3 untuk meningkatkan kualitas diri sebagai dosen. 

11.  Implementasi Kegiatan
Di tengah-tengah masyarakat, saya selalu melibatkan diri dalam bentuk pengabdian, baik dalam kapasistas saya sebagai warga masyarakat atau sebagai pendidik (dosen). Berhubung STAI Al Falah Banjarbaru berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Al Falah, sebagai lembaga kemasyarakatan yang mengakar kuat di tengah-tengah masyarakat, maka saya sering dipinta untuk menyampaikan ceramah agama, khutbah dan pengajian, baik dilingkungan pesantren ataupun di tengah-tengah masyarakat. Sebagai seorang dosen saya selalu terlibat aktif dalam pendampingan kepada mahasiswa yang melaksanakan PPL (program Pengalaman Lapangan) dan melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di masyarakat. Kegiatan pendampingan yang saya lakukan dalam pelaksanaan PPL di sekolah/madrasah meliputi jenis dan tahap-tahap kegiatan sebagai berikut: kegiatan orientasi dan observasi lapangan, latihan mengajar terbimbing, latihan mengajar mandiri, melaksanaan tugas-tugas keguruan non mengajar dan lain-lain. Untuk pendampingan yang saya lakukan adalah Mendampingi mahasiswa dalam mengadakan observasi di lokasi KKN, dalam rangka menyempurnakan program kerja apabila perlu penyempurnaan. Sementara dalam kegiatan KKN saya bertugas membantu kelancaran proses pendekatan sosial dengan masyarakat dan pemerintah setempat. Menampung segala permasalahan yang timbul dan hambatannya yang dihadapi serta sasaran dan bantuan pemecahahnnya yang lebih cepat dan tepat. Mengendalikan, mengarahkan dan mengawasi kegiatan serta prilaku mahasiswa agar sukses melakukan program yang telah dibuat selama KKN secara teratur. Menggerakkan disiplin mahasiswa dalam menunaikan tugas KKN. Membina kerjasama dengan Pemerintah Daerah, Dinas dan Mahasiswa di lokasi KKN.
Selain itu di STAI Al Falah Banjarbaru saya dipercayakan menjadi Wakil Ketua I, yakni membidangi bagian pendidikan, pembelajaran dan kurikulum. Saya bertugas membantu ketua STAI Al Falah dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Saya juga berperan aktif dalam menyusun rencana dan program kerja STAI Al Falah dalam bidang pendidikan, pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat dan kerjasama. Di pesantren saya mendapatkan kepercayaan sebagai koodinator pada tingkat persiapan santri-santri pemula. Saya bertugas membantu pimpinan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar. Kemudian saya selalu terlibat aktif dalam setiap kegiatan keagamaan dan perayaan hari-hari besar Islam di pesantren.

12.  Dampak Perubahan
Sebagaimana diketahui bersama bahwa fungsi pesantren di tengah-tengah masyarakat adalah sebagai lembaga untuk pembinaan moral spiritual masyarakat. Karena itulah keberadaan pesantren memang sangat diperlukan di tengah-tengah masyarakat. Kegiatan pembinaan moral dan spiritual tidak hanya dilakukan di dalam pesantren, tetapi juga di luar pesantren. Sebagi seorang dosen pada peguruan tinggi Islam yang berada di lingkungan pesantren, maka kegiatan saya pun tidak bisa lepas dari fungsi pesantren tersebut. Kegiatan tersebut diaktualisasikan melalui kegiatan keagamaan, seperti pengajian, ceramah agama, menyampaikan khutbah dan kegiatan lainnya. Kegiatan ini membuat dampak perubahan yang signifikan bagi perkembangan keagamaan masyarakat. Dalam pelaksanaan PPL (Program Pengalaman Lapangan) yang dilaksanakan di sekolah-sekolah atau madrasah-madrasah di wilayah pemerintahan kota Banjarbaru saya ditunjuk secara rutin untuk mendampingi mahasiswa untuk melakukan praktik mengajar di sekolah-sekolah atau madrasah-madrasah. Program ini telah bejalan dengan baik dan mendapatkan apresiasi dari sekolah/madrasah tempat PPL dilaksanakan. Sekolah dan guru pamong merasa terbantu dengan kehadiran mahasiswa. Sementara mahasiswa mendapatkan pengalaman berharga, karena dalam kegiatan ini mahasiswa benar-benar mengalami langsung bagaimana keadaan sekolah/madrasah seperti keadaan kelas, guru, murid, administrasi sekolah, laboraturium, perpustakaan dan sebagainya. Selanjutnya dalam kegiatan ini mahasiswa terlibat langsung dalam proses belajar mengajar, mereka harus siap mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai kepada evaluasi pembelajaran mereka harus piawai dalam mengelola kelas, terampil dalam menggunakan media pembelajaran. Demikian pula halnya dalam pelaksanaan KKN (Kuliah Kerja Nyata) kegiatan ini dilaksanakan secara rutin oleh civitas akademika STAI Al Falah Banjarbaru dan telah memberi dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar pelaksanaan. Pelaksanaan kegiatan KKN biasanya dilakukan di daerah-daerah yang minim dari segi pendidikan dan keagamaan. Dengan hadirnya mahasiswa di daerah-daerah lokasi KKN menimbulkan geliat-geliat baru dalam dunia pendidikan dan keagamaan. Sebagai sebuah perguruan tinggi Islam dan kental dengan dunia kepesantrenan keberadaan mereka memang betul-betul diperlukan oleh masyarakat. Kegiatan keagamaan yang mulai redup kembali mereka hidupkan bersama-sama dengan masyarakat dan tokoh-tokoh agama setempat.

13.  Dukungan Masyarakat
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat akan semakin baik apabila mendapat dukungan dan partisifasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Pelaksanaan pengabdian kepada masyaraka yang telah dilakukan baik dalam pelaksanaan PPL atau KKN yang telah saya dampingi beberapa tahun terakhir telah mendapatkan respon dan dukungan yang penuh dari segenap lapisan masyarakat. Pelaksanaan PPL misalnya telah mendapatkan apresiasi yang baik dari dinas pendidikan dan sekolah atau madrasah tempat dilaksanakannya PPL. Kepala Sekolah/Madrasah, guru pamong dan siswa merespon positif dengan pelaksanaan PPL di sekolah/madrasah mereka. Hampir setiap sekolah/madrasah yang pernah dijadikan tempat PPL memohon untuk dilaksanakan lagi ditempat mereka pada tahun-tahun berikutnya. Demikian halnya dalam pelaksanaan KKN juga mendapat respon dan dukungan yang penuh dari masyarakat sekitar. Bentuk dukungan masyarakat diantaranya adalah kesedian sebagian warga menyediakan tempat tinggal bahkan tidak jarang ada warga masyarakat rela berbagi tempat dengan mahasiswa yang melaksanakan KKN. Selain itu dukungan masyarakat adalah kesediaan sebagian masyarakat untuk membantu panitia menyiapkan kelengkapan yang dibutuhkan untuk kegiatan mahasiswa. Masyarakat juga sangat antusias dan ikut berpartisifasi aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dirasakan sangat membekas di tengah-tengah masyarakat baik yang berkaitan dengan keagamaan, pembinaan generasi muda, pembinaan keluarga sejahtera dan lain-lain. Bahkan setelah kegiatan KKN telah selesaipun komunikasi dan silaturrahmi antar mahasiswa tetap terus terjalin dengan baik.

14.  Kemampuan Bekomunikasi
Saya berpandangan bahwa kemampuan berkomunikasi sangat diperlukan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat,  baik ketika berkomunikasi antar perorangan maupun dalam kelompok/tim. Selama ini saya dapat berkomunikasi dengan baik kepada orang-orang di sekitar, tampa harus memandang latarbelakang orang yang bersangkutan, apakah ia sebagai atasan, teman sejawat, karyawan, bawahan, maupun mahasiswa bahkan masyarakat sekitar dengan cukup baik. Saya juga dapat berkomunikasi dengan baik antar sesama anggota tim, menurut saya ini sangat penting karena kelancaran komunikasi dalam sebuah tim akan membuat kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar. Seperti dalam kegiatan rapat bulanan pengelola STAI Al Falah atau pengelola pesantren dan dewan guru. Saya sebagai orang muda yang diserahi jabatan, tentu harus bisa menyampaikan pendapat dengan bahasa yang sopan dan santun kepada mereka yang lebih senior. Saya berusaha menyampaikan (mengkomunikasikan) pendapat dan pandanga-pandangan saya dengan tidak terkesan menggurui, dengan strategi ini mereka dapat menghargai pendapat-pendapat saya. Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa STAI Al Falah Banjarbaru yang diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya misalnya, saya selalu terlibat baik sebagai panitia maupun sebagai pendamping. Sebelum pelaksanaan KKN agar kegiatan berjalan dengan dengan baik dan lancar, maka diperlukan komunikasi, baik dengan aparat setempat maupun dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Pada tahap awal biasanya diadakan tinjauan kelapangan, apabila tempatnya dirasakan sudah tepat dan sesuai dijadikan tempat mahasiswa ber-KKN, selanjutnya perlu perijinan kepada aparat setempat, setelah mendapat ijin selanjutnya perlu dilakukan pendekatan-pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat untuk meminta arahan guna kelancaran pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut.

15.  Kemampuan Bekerjasama
Dalam setiap organisasi maupun kepanitiaan, salah satu yang dapat mendukung keberhasilannya adalah adanya kerjasama seluruh anggota yang terlibat dalam organisasi ataupun anggota dalam suatu kepanitiaan. Dalam menerima mahasiswa baru atau acara wisuda di STAI Al Falah Banjarbaru misalnya saya beberapa kali ditunjuk sebagai ketua panitia. Hal yang pertama-tama saya tanamkan adalah rasa kepercayaan dan kebersamaan untuk membentuk satu tim yang solid. Agar dapat menjadi sebuah tim yang solid maka masing-masing anggota harus mengerti dan paham terhadap tugas-tugas yang telah diberikan. Oleh karena itu sebelum hari H acara saya sering melakukan rapat koordinasi agar terjalin kerjasama yang solid antar anggota dalam kepanitiaan. Sementara dalam pelaksanaan PPL dan KKN misalnya kemampuan kerjasama yang dapat saya lakukan adalah melakukan konsulidasi terhadap sesama dosen pendamping PPL atau KKN. Dalam kegiatan KKN saya beserta panitia yang lainnya melakukan kerjasama dengan dengan aparat setempat, tokoh masyarakat serta warga masyarakat agar terlaksananya kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Demikian pula halnya kepada mahasiswa terkadang dalam proses pendampingan terjadi hal-hal di luar dari program dan masalah-masalah yang belum dapat terpecahkan oleh mahasiswa maka saya memberikan arahan kepada mereka untuk selalu mengkomunikasikannya dengan dosen pendamping dan saya harapkan selalu melakukan kerjasama baik di dalam tim itu sendiri maupun antar tim yang ada. Tanpa adanya kerjasama yang baik antara pihak yang berwenang, dosen, mahasiswa dan masyarakat tentunya program kegiatan pengabdian kepada masyarakat tidak akan dapat berjalan dengan baik.

16.  Implementasi Kegiatan
Sebagaimana saya sebutkan dalam deskrifsi sebelumnya bahwa selain sebagai dosen saya diberikan kepercayaan menjabat sebagai wakil ketua I di STAI Al Falah Banjarbaru. Walaupun STAI Al Falah berdiri sudah cukup lama yaitu pada tahun 1985 tetapi dari segi pengelolaan akademik dan kemahasiswaan masih berjalan kurang edial dan perlu penyempurnaan. Salah satu preoritas kami, tentu saja saya sebagai inisiator adalah menyusun dan membukukan Standar Operasional Prosedur (SOP) STAI Al Falah Banjarbaru yang belum tersusun dengan baik. Standarisasi dan pendokumentasian sangat perlu agar menjadi acuan bagi manajemen dalam menjalankankan tugas dan fungsinya serta menjamin keberlangsungan implementasi praktik-praktik baik tersebut, meskipun terjadi  transisi kepemimpinan manajerial. Dengan dibuatnya SOP ini akan berakibat pada peningkatan mutu manajemen institusi yang mencakup seluruh aspek manajemen, yaitu bidang akademik, sumber daya (manusia, keuangan, sarana dan prasarana, dan informasi) dan mutu, pada setiap jenjang agar STAI Al Falah mampu menyelenggarakan seluruh kegiatannya secara mandiri dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Selain itu saya juga berpartisifasi dalam penyusunan Pedoman Penulisan Skripasi STAI Al Falah Banjarbaru sebagi tim penyusun. Diakui atau tidak, sebelumnya penulisan skripsi mehasiswa belum sepenuhnya menggunakan panduan penulisan yang skripsi yang benar. Untuk itu sebagai seorang dosen dan telibat rutin membimbing mahasiswa dalam menulis skripsi berkeinginan agar ada keseragaman dalam penulisan skripsi oleh mahasiswa. Lebih dari itu dengan adanya panduan tersebut akan menjadi acuan bersama, tidak saja bagi mahasiswa, tapi juga bagi dosen pembimbing dan penguji skripsi.

Saya juga memberi kontribusi pemikiran terkait dengan penerimaan mahasiswa baru di STAI Al Falah Banjarbaru. Dalam menyambut mahasiswa baru, lazimnya setiap kampus selalu mengadakan kegiatan orientasi mahasiswa baru. Kegiatan tersebut tidak jarang mengarah kepada perpeloncoan dan kekerasan fisik. Agar kegiatan orientasi mahasiswa baru tidak mengarah kepada perpeloncoan dan kekerasan fisik, maka saya mengusulkan bobot materi yang disampaikan dalam pelaksanaan orientasi lebih menekankan kepada unsur-unsur pendidikan dan bercirikhas keislaman, sesuai dengan keberadaan STAI Al Falah di tengah-tengah masyarakat. Saya juga mengusulkan kepada panitia untuk melibatkan dosen dalam unsur kepanitiaan.

17.  Dukungan Institusi
Bagaimanapun bagus dan hebatnya usulan yang diberikan oleh dosen untuk perkembangan dan kemajuan institusi sebuah perguruan tinggi tanpa adanya dukungan dari isntitusi itu sendiri, tidak akan banyak berarti. Selama ini, paling tidak sejak saya diangkat menjadi dosen di STAI Al Falah Banjarbaru beberapa hal yang pernah saya usulkan direspon dan didukung dengan baik oleh pihak institusi. Usulan saya untuk meyusun dan membukukan Standar Operasional Prosedur (SOP) STAI Al Falah Banjarbaru yang belum tersusun dengan baik mendapat sambutan dan dukungan yang baik dari pihak institusi. Akhirnya berakibat pada peningkatan mutu manajemen institusi yang mencakup seluruh aspek manajemen, yaitu bidang akademik, sumber daya (manusia, keuangan, sarana dan prasarana, dan informasi) dan mutu, pada setiap jenjang sehingga STAI Al Falah mampu menyelenggarakan seluruh kegiatannya secara mandiri dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Selain itu usulan saya untuk membakukan pedoman penulisan skripsi STAI Al Falah Banjarbaru juga mendapat dukungan dan sambutan yang baik dari pihak institusi. Dengan dukungan dan sambutan yang baik tersebut kini STAI Al Falah Banjarbaru mempunyai pedoman penulisan skripsi yang dapat dijadikan sebagai acuan bersama, tidak hanya mahasiswa, tapi juga dosen pembimbing dan penguji skripsi. Pedoman ini dapat mengarahkan dan memberikan rambu-rambu dalam rangka meningkatkan mutu karya ilmiah dan pengembangan kultur ilmiah yang kondusif bagi STAI Al Falah Banjarbaru di masa yang akan datang. Demikian juga pelaksanaan orientasi mahasiswa baru telah dilaksanakan sesuai usulan saya terkait bobot materi yang disampaikan dalam pelaksanaan orientasi lebih menekankan kepada unsur-unsur pendidikan dan bercirikhas keislaman, serta pelibatan dosen dalam unsur kepanitiaan.

18.  Kendali Diri
Sebagaimana telah saya cantumkan di dalam CV bahwa saya diserahi jabatan sebagai Kabag. Administrasi Umum di STAI Al Falah Banjarbaru selama satu periode, kemudian pernah juga menjabat sebagai Kasubag. Akademik selama dua periode dan sekarang diserahi jabatan sebagai Wakil Ketua I. Dari perjalanan panjang pengabdian saya ini di STAI Al Falah Banjarbaru tersebut tentu banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan. Karena itulah saya dituntut untuk mengetahui tentang manajerial, seperti kepemimpian, kemampuan memenej, kemampuan bekerja dalam kelompok, kemampuan memberikan pemecahan terjadap masalah yang muncul, dan kemampuan membuat keputusan, semua itu diperlukan untuk menghadapi keadaan dan kondisi kerja yang terus berubah. Bagi saya jabatan yang diberikan adalah amanah, karena itu saya akan sekuat tenaga berusaha untuk menjadi seorang pemimpin yang adil agas semua pihak tidak ada yang dirugikan. Karena itu saya harus memiliki kendali diri yang tanggung disamping kesabaran dan tenggang rasa yang tinggi dan memiliki rasa empati.
Sebagai seorang dosen saya selalu mengedepankan sikap rendah hati kepada teman sejawat dan selalu memberi sikap hormat dan menghargai kepada dosen senior, hal ini saya lakukan untuk memberikan penghargaan kepada para dosen senior yang banyak memberikan pengalaman dan pemahaman tentang ilmu pengetahuan. Sikap disiplin dan adil dalam mengambil keputusan sebagaimana saya sebutkan sebelumnya adalah merupakan wujud pengendalian diri saya sebagai seorang dosen. 

19.  Tanggung Jawab
Sebagai seorang yang diserahi jabatan oleh institusi tentunya saya mempunyai tanggung jawab terhadap jabatan saya dalam menyusun rencana dan program kerja STAI Al Falah Banjarbaru bidang pendidikan, pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat dan kerjasama sebagai pedoman pelaksanaan tugas. Saya juga berkewajiban melaksanakan pembinaan dosen pada Fakultas melalui lanjutan studi, seminar,  okakarya, kursus/latihan untuk meningkatkan kemampuan akademiknya. Selain itu saya juga bertugas memotivasi dosen untuk melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat guna terlaksananya kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi.
Sebagai seorang dosen saya juga mempunyai tanggungjawab terhadap proses pembelajaran dalam rangka turut serta mencerdaskan bangsa dengan melakukan transfer ilmu pengetahuan dan pengembangannya. Terkait tanggungjawab saya sebagai seorang dosen yang memberi pendidikan dan pengajaran kepada mahasiswa, wujud tanggungjawab saya diantaranya adalah: berusaha untuk memenuhi target bahan ajar yang akan disampaikan sesuai dengan SAP dengan jumlah tatap muka sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Saya juga ditugaskan sebagai dosen pembimbing akademik, sebagai dosen pembimbing akademik saya juga bertanggungjawab melakukan bimbingan akademik kepada mahasiswa setiap semester, membantu mahasiswa menyelesaikan permasalah akademiknya, memberikan bimbingan koseling dan lain-lain yang berkaitan dengan penyelesaian studi. Saya juga bertanggungjawab penuh untuk melakukan tugas pembimbingan skripsi sehingga mahasiswa yang saya bimbing dapat menyelesaikan skripsinya dengan tepat waktu. Selain bertanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran, sebagai seorang dosen saya juga bertanggung jawab terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. Tanggung jawab itu saya aktualisasikan dengan menghasilkan karya ilmiah, baik berupa hasil penelitian atau hasil pemikiran berupa jurnal ilmiah yang dapat dibaca dan diakses oleh masyarakat luas.

20.  Keteguhan pada Prinsip
Sebagai seorang dosen saya selalu berpegang teguh pada prinsi yang saya anggap benar. Keteguhan memegang prinsip menjadi sangat penting ketika seorang dosen menjadi panutan dan tauladan bagi para mahasiswa. Dalam menjalankan tugas baik sebagai dosen ataupun tugas-tugas tambahan lainnya di STAI Al Falah Banjarbaru, saya senantiasa bersikap jujur, konsisten dan berpegang teguh pada prinsip. Dalam kehidupan kampus, sikap keteguhan pada prinsip saya aktualisasikan melalui sikap disiplin  dalam tugas-tugas yang saya jalani. Sebagai contoh, karena telah menjadi kesepakatan ketika kontrak studi di awal perkuliahan jika mahasiswa telat masuk ruang kuliah sampai 15 menit maka saya tidak mengijinkan mahasiswa tersebut masuk ruang kuliah. Selain itu juga saya teguh memegang prinsip bahwa penentuan kelulusan mahasiswa dalam perkuliahan bersifat komulatif, mulai dari proses sampai evaluasi, termasuk perhitungan keaktifan mahasiswa harus mencapai 75 persen. Saya selalu konsisten menerapkan kontrak tersebut. Dalam hidup saya berprinsip bahwa kejujuran adalah segala-galanya, oleh karena itu saya tidak memberikan tandatangan kepada mahasiswa yang datang terlambat tanpa alasan yang dibenarkan, dan tidak pernah mentolerir mahasiswa yang melakukan plagiat terhadap tugas-tugas yang saya berikan. Saya menyuruh mahasiswa untuk berbusana rapi dan sopan, saya juga berbusana rapi dan sopan mengikuti peraturan yang sudah menjadi kesepakatan bersama. Di STAI Al Falah Banjarbaru selain sebagai dosen, saya diberikan tugas tambahan sebagai wakil ketua, dalam setiap rapat biasanya dihasilkan beberapa keputusan yang harus dilaksanakan oleh semua pihak termasuk mentaati SOP yang telah disepakati bersama. Apabila terjadi penyimpangan atau keteledoran maka saya tidak akan segan menegur dan mengingatkan bawahan.

21.  Peran
Saya berperan aktif dalam meningkatkan kualitas kegiatan kemahasiswaan, baik dalam kegiatan yang sifatnya internal di dalam kampus, ataupun yang bersifat eksternal atau di luar kampus. Di dalam kampus saya terlibat aktif dalam mengadakan kegiatan orientasi mahasiswa baru setiap tahunnya. Saya terlibat aktif sebagai bagian dari panitia pelaksana dan menjadi narasumber untuk menyampaikan materi tentang tridharama perguruan tinggi. Sementara dalam kegiatan kemahasiswaan seperti Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) yang bertujuan untuk memberikan pembekalan kepada mahasiswa yang ingin berkecimpung dalam organisasi kemahasiswaan tentang pengetahuan dasar organisasi kemahasiswaan, kepemimpinan dan teknik komunikasi saya sering berperan aktif sebagai pembicara yang berkaitan dengan kepemimpinan. Demikian pula hanya dalam kegiatan kemahasiswan yang diselenggarakan oleh BEM STAI Al Falah Banjarbaru seperti diskusi umum atau seminar, perayaan hari-hari besar Islam, saya berusaha menyempatkan untuk berhadir, baik sebagai pembicara ataupun sebagai peserta. Di luar kampus saya sering ditunjuk untuk secara rutin mendampingi mahasiswa dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat seperti pelaksanaan PPL (program Pengalaman Lapangan) dan KKN (Kuliah Kerja Nyata).

22.  Implementasi Kegiatan
Dalam pelaksanaan orientasi mahasiswa baru (BISMILLAH) Bimbingan Studi Mahasiswa Islam Al Falah saya selalu terlibat aktif, katerlibatan saya merupakan wujud tanggung jawab dan kecintaan saya pada kegiatan kemahasiswaan, wujud kecintaan itu saya tuangkan melalui kontribusi pemikiran. Lazimnya setiap kampus selalu mengadakan kegiatan orientasi mahasiswa baru. Kegiatan tersebut tidak jarang mengarah kepada perpeloncoan dan kekerasan fisik. Agar kegiatan orientasi mahasiswa baru tidak mengarah kepada perpeloncoan dan kekerasan fisik, maka saya mengusulkan bobot materi yang disampaikan dalam pelaksanaan orientasi lebih menekankan kepada unsur-unsur pendidikan dan bercirikhas keislaman, sesuai dengan keberadaan STAI Al Falah di tengah-tengah masyarakat. Saya juga mengusulkan kepada panitia untuk melibatkan dosen dalam unsur kepanitiaan. Selain itu saya juga selalu menjadi pembicara untuk menyampaikan tentang konsep tridharma perguruan tinggi di kehidupan kampus. Sementara dalam kegiatan Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) saya sering dipinta pendapat oleh mahasiswa terkaitan teknis pelaksanaan dan dipinta sebagai pembicara yang berhubungan dengan konsep kepemimpinan. Demikian pula hanya dalam kegiatan kemahasiswan yang diselenggarakan oleh BEM STAI Al Falah Banjarbaru seperti diskusi umum atau seminar, perayaan hari-hari besar Islam, saya berusaha menyempatkan untuk berhadir, baik sebagai pembicara ataupun sekedar untuk memberikan sambutan di awal acara. Sementara dalam pelaksanaan PPL dan KKN saya secara rutin membimbing dan mendampingi mahasiswa terjun langsung ke tangah-tengah masyarakat baik sebelum pelaksanaan atau ketika telah dilaksanakan.

23.  Interaksi
Dalam kegiatan orientasi mahasiswa baru yang dikenal dengan BISMILLAH (Bimbingan Studi Mahasiswa Islam Al Falah) saya bersama-sama dengan Wakil Ketua III serta mahasiswa, merumuskan format acara yang akan dilaksanakan. Pelibatan mahasiswa dalam setiap kegiatan perumusan bertujuan untuk mempererat hubungan mahasiswa dengan dosen. Pada hari pelaksanaan interaksi dengan mahasiswa terus dilakukan karena pelaksanaan BISMILLAH melibatkan dosen sebagai bagian panitia. Meskipun keterlibatan saya dan teman-teman dosen lainnya hanya sebagai mengkoordinir, mengatur dan mengawasi. Dalam kegiatan PPL dan KKN interaksi mahasiswa dan dosen pembimbing harus berjalan dengan baik. Komunikasi selama kegiatan PPL dan KKN selalu dikomunikasikan dua arah, artinya mahasiswa aktif memberikan laporan secara regular, sedangkan saya secara aktif memonitor kegiatan PPL atau KKN yang mereka lakukan. Bentuk interaksi yang saya lakukan tidak hanya bersifat langsung, tetapi juga memanfaatkan media teknologi informasi yang berkembang saat ini. Dengan adanya iteraksi yang intens akan meningkatkan kualitas kegiatan kemahasiswaan, dan seandainya ada permasalahan akan dapat dengan mudah dicari solusinya. Dengan komunikasi yang intens dan adanya kepercayaan dari dosen dan mahasiswa maka akan memudahkan kita untuk bekerjasama. Hal tersebut bermanfaat bukan hanya bagi dosen dan mahasiswa, akan tetapi juga akan bermanfaat bagi institusi secara umum. 

24.  Manfaat Kegiatan
Bagaimanapun buruknya anggapan tentang orientasi mahasiswa baru di tengah-tengah masyarakat akibat seringnya terjadi perpeloncoan dan kekerasan fisik, kalau kegiatan tersebut dikelola dengan baik jauh dari perpeloncoan dan kekerasan fisik akan memberikan nilai tambah pengetahuan bagi peserta. Itulah yang ada di benak saya ketika berinisiatif untuk merubah pola yang ada selama ini. Oleh karena itu dengan diadakannya BISMILLAH ada banyak manfaat yang dapat diperoleh, baik untuk mahasiswa baru, atau institusi. Kegiatan ini sangat penting untuk memperoleh informasi dan gambaran singkat bagaimana sistem akademik dan pembelajaran yang ada di lingkungan STAI Al Falah Banjarbaru, mereka akan diperkenalkan dengan kurikulum yang dijalankan, serta informasi lainnya seputar civitas akademika yang ada di kampus, termasuk tentang organisasi kemahasiswaan yang ada dilingkungan kampus. Dan pada akhirnya akan tumbuh rasa memiliki para mahasiswa terhadap kampus sehingga akan terbit rasa tanggung jawab. Adapun dalam LKM manfaat yang diperoleh bagi peserta adalah pemahaman dasar tentang kempemimpinan, manajemen organisasi dan teknik komunikasi. Sehingga setelah itu diharapkan mahasiswa mempunyai sikap kepemimpinan dan dapat mengelola organisasi kemahasiswaan dengan baik dan benar. Sementara dalam kegiatan PPL dan KKN adalah ajang bagi mahasiswa dalam mengasah kemampuan dan belajar terjun langsung ke tengah-tangah masyarakat yang sesungguhnya.